KORANMANDALA.COM – Perkembangan rupiah selama hampir satu pekan terakhir memang tidak menggembirakan. Buktinya, pergerakan negatif rupiah berlanjut.
Kemarin, rupiah mengalami kontraksi. Hari ini, rupiah terus terkulai.
Pada penutupan transaski antar-bank, Jumat 27 Oktober 2023, rupiah terdegradasi menjadi Rp 15.939 per dolar Amerika Serikat (AS).
Posisi rupiah terbaru itu lebih lemah 19 poin daripada sebelumnya. Yakni Rp 15.920 per dolar AS.
BACA JUGA: Benahi dan Sempurnakan Kereta Feeder, PT KAI Punya Cara, Ini Bentuknya
Kondisi yang sama dialami rupiah pada sesi akhir perdagangan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI).
Mengacu pada sesi akhir perdagangan kurs JISDOR BI hari ini, rupiah menempati level Rp 15.941 atau lebih lemah delapan poin daripada sebelumnya, Rp 15.933 per dolar AS.
Mengutip beberapa sumber, Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, dalam keterangannya, berpendapat, agresi militer AS pada fasilitas Iran di Suriah berdampak buruk bagi rupiah.
BACA JUGA: Kinerja Bisnis Bukalapak Ambyar, Tekor Ratusan Miliar Rupiah, Ini Biang Keroknya
Kondisi itu, jelasnya, menyebabkan para investor cenderung mengalihkan dananya pada aset-aset yang bersifat safe heaven.
Ariston Tjendra, pengamat pasar uang, menambahkan, tidak hanya soal agresi AS, tergelincirnya rupiah pun akibat Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Paman Sam periode triwulan III 2023 melebihi triwulan II 2023 atau menjadi 4,9 persen. (win)