KORANMANDALA.COM – Bergulirnya program dekarbonisasi alias emisi rendah karbon atau Net Zero Eimision (NZE) yang dicanangkan pemerintah tercapai pada 2050, membuat banyak korporasi bertransisi energi.
Yakni memanfaatkan The Newable & Renewable Energi atau Energi Baru-Terbarukan (EBT).
Satu di antaranya korporasi-korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kini memanfaatkan EBT, yakni PT Garuda Indonesia Tbk (Persero).
Setelah sukses melakukan uji coba, akhirnya, PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) memutuskan untuk menggunakan Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) alias bioavtur pada Commercial Flight-nya.
BACA JUGA: Rupiah Terus Terkulai, Pergerakan Negatifnya Berlanjut
Penggunaan SAF oleh PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) itu berlangsung Jumat 27 Oktober 2023 pada rute Bandar Udara (Bandara) Internasional Soekarno-Hatta Tangerang-Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo.
Mengutip beberapa sumber, Irfan Setiaputra, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (Persero), menyampaikan, pemanfaatan bioavtur pada penerbangan komersial itu adalah yang pertama kalinya.
Alfian Nasution, Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero) merupakan bahan bakar bersifat go green. Pasalnya, jelas dia, SAF terdiri atas beberapa komponen.
BACA JUGA: Pelita Air Perkuat Armadanya, Pesawat Baru Kesembilan Hadir, Dua Unit Lagi Menyusul
“Yakni, minyak sawit berformula SAF. Percampuran itu mengurangi emisi gas pesawat,” jelasnya.
Sejatinya, ungkap dia, pemanfaatan SAF tercetus pada 2010. Kala itu, tuturnya, melalui Divisi Research & Technology Innovation PT Pertamina (Persero).
Pada 2021, sambungnya, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) memproduksi SAF J2.4 melalui fasilitas The Hydrotreating Refinery Unit (RU) IV Cilacap.
BACA JUGA: Kebut Pemanfaatan Bioavtur, PT Pertamina Siagakan Infrastruktur Penunjang
Proses produksinya, tukas dia, menggunakan teknologi Co-Processing berbahan baku minyak inti sawit atau The Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO). (win)