KORANMANDALA.COM – Dua bulan sudah harga kacang kedelai impor di pasaran tidak stabil dan terus kian mahal. Penyebabnya, satu di antaranya, adalah terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifudin menjelaskan, kini harga kacang kedelai mencapai Rp13.500 atau naik 40 persen.
“Dari Rp9.000 ribu karena naiknya setiap hari, dua hari tiga hari naik, sampai sekarang terus naik, sekarang harganya sudah Rp13.500 jadi sudah 40 persen naiknya. Trennya ini diperkirakan sampai Desember masih akan terus naik,” kata Aip kepada Koran Mandala pada Selasa, 31 Oktober 2023.
Aip mengungkapkan, saat ini 90 persen kebutuhan dalam negeri masih mengandalkan kedelai impor. Alhasil, katanya, seiring dengan melemahnya nilai tukar rupiah, berdampak terhadap produsen tahu dan tempe di Indonesia.
Baca Juga: Penguasa Jalanan! Ini Spesifikasi Motor Sport Honda CB150R StreetFire SE, Berapa Cicilan Per Bulannya?
Kendati demikian, meskipun harganya meroket, produsen tempe ogah harus mengganti bahan bakunya menggunakan kedelai lokal.
Meski dipercaya lebih kaya akan nutrisi, produsen tahu dan tempe enggan memakainya karena kedelai lokal belum memiliki standarisasi jelas.
“Standarisasi kedelai lokal itu belum ada, kadang kedelainya masih terlalu muda sudah dipanen, kadang warnanya kuning kadang hijau, kadang terlalu tua dan lain sebagainya, jadi kalau buat produksi enggak bisa stabil,” ujarnya.
Baca Juga: Hindari Penyakit Diabetes, Obesitas hingga Jantung dengan Diet Karbo, Inilah 5 Makanan Rendah Karbohidrat Tapi Tinggi Serat
Belum lagi, produsen tempe sering merasa dirugikan oleh oknum nakal penjual kedelai lokal ini.
Agus Permana (37) misalkan, seorang produsen tahu di Sentra Tahu Cibuntu Bandung, konsisten menggunakan kedelai lokal. Menurutnya, produk lokal menghasilkan sampah di dalamnya.
“Betul jadi kalau kami beli itu pertama dimasukkan ke karung, karungnya nggak jelas kadang bekas beras bekas apa. Kedua, sekarung 50 kg misal, begitu diperiksa di dalam karung ada daun, batang, tanah, ya begitulah jadi kita mesti kerja dua kali,” ungkap Aep.