KORANMANDALA.COM – Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) membeberkan tiga penyebab yang mengakibatkan harga kedelai impor kian mahal.
Dua bulan terakhir ini, harga kedelai impor yang kian mahal, membuat para produsen tahu dan tempe kelimpungan menghadapi masalah ini.
Ketua Umum Gakoptindo, Aip Syarifuddin menjelaskan, kian mahalnya harga kedelai tidak lepas dari nilai tukar rupiah ke dolar Amerika Serikat (AS) melemah.
“90 persen kebutuhan kedelai kita ini impor sehingga dengan ini transaksinya menggunakan dollar, sedangkan sekarang dollar terus naik otomatis harga kedelai naik,” kata Aip kepada Koran Mandala pada Selasa, 31 Oktober 2023.
Baca Juga: Setelah Nonton Film ‘Budi Pekerti’, Ernest Prakasa Ngaku Mentalnya Terguncang
Selain itu, perang yang sedang terjadi di Ukrania dan Gaza menghambat jalur transportasi pengiriman. Mau tidak mau, kata Aip, mereka mencari jalur alternatif.
Aip mengatakan, transportasi pengiriman harus mengeluarkan biaya tidak sedikit jika melalui jalur alternatif.
Kemudian, dia mengatakan, penyebab terakhir adalah harga minyak dunia melejit. “Ketiga tren minyak dunia yang naik,” ujarnya.
Baca Juga: Sendja Reflexology Buka Kesempatan Kerja Kawasan Bandung, Intip Persyaratan untuk Tamatan D3 Fresh Graduate
Saat ini, Gakoptindo pun tengah berupaya agar pemerintah bisa memberikan subsidi untuk kacang kedelai, mengingat kebutuhan kedelai di Indonesia cukup tinggi.
Menurutnya, sesuai undang-undang tentang pangan, pemerintah wajib membantu pangan strategis, termasuk di dalamnya kacang kedelai.
“Darin 270 juta penduduk Indonesia 150 juta lebih makan tempe tahu,” kata Aip.