KORANMANDALA.COM – Guna menciptakan stabilitas stok dan harga pangan, khususnya beras, tentunya, perlu ditunjang oleh produktivitas yang mumpuni.
Namun, ada kabar yang sangat tidak menggembirakan tentang perberasan tanah air. Perkiraannya, Indonesia dihantui paceklik beras. Biang keladinya, sekitar 40 persen aktivitas penggilingan padi terhenti akibat La Nina alias El Nino.
Sutarto Ali Muso, Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), menginformasikan, penggilingan-penggilingan padi yang setop aktivitas produksi tersebar di beberapa daerah.
“Di antaranya, Jabar, Jatim, Jateng, dan Lampung,” sebut Sutarto Ali Muso.
BACA JUGA: Dekat dengan Erick Thohir, Pemuda 27 Tahun Jadi Direksi Korporasi BUMN, Siapa Dia?
Terhentinya aktivitas penggilingan-penggilingan beras itu karena suplai gabah yang sangat minim. Kondisi itu terjadi, tuturnya, sebagai efek El Nino.
Memang, ungkapnya, masih ada penggilingan padi yang masih aktif. Namun, sambungnya, aktivasi itu terjadi karena penggilingan-penggilingan itu memiliki kontrak dengan petani.
Melihat hal itu, Sutarto Ali Muso memperkirakan, paceklik beras bisa berlangsung lebih lama. Prediksinya, hingga April 2024. (win)