KORANMANDALA.COM – Pemenuhan kebutuhan energi liatrik terus digulirkan pemerintah melalui beragam program elektrifikasi.
Bahkan, bergulirnya program elektrifikasi itu sampai daerah-daerah terpencil, semisal wilayah perbatasan.
Tentunya, PT Perusahaan Listrik Negara) (Persero) sangat berkepentingan untuk menyukseskan agenda elektrifikasi itu.
Terkini, PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik antar-negara di Desa Wutung yang menjadi batas wilayah antara Indonesia dan Papua Nugini.
Kesiapan korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu sebagai tindak lanjut kunjungan bilateral Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, di Papua Nugini yang membahas kerja sama Indonesia dan Papua Nugini, dalam bidang energi listrik.
Agar elektrifikasi wilayah perbatasan terealisasi, PT PLN(Persero) berkolaborasi dengaNn PNG Power. Bentuknya, memasok listrik bagi warga Desa Wutung.
Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PT PLN (Persero) , memenegaskan, pihaknya siap menunaikan instruksi dan pengarahan Joko Widodo perihal elektrifikasi wilayah perbatasan Indonesia-Papua Nugini.
Dia menyatakan, hal itu sebagai bukti bahwa jajarannya sangat mendukung terciptanya hubungan bilateral yang lebih harmonis dengan Papua Nugini.
Saat ini, ungkapnya, di daerah perbatasan, pihaknya punya daya terpasang yang mumpuni. Secara total, sahutnya, yakni 6 Mega Watt (MW). Sedangkan kebutuhan di Desa Skouw, sambung dia, yakni sekitar 1 MW.
“Artinya, pasokan energi listrik bagi daerah perbatasan yang termasuk wilayah Papua Nugini, tersedia 5 MW, ” tandas Darmawan Prasodjo.
Secara kumulatif, sahutnya, pasokan listrik pada Sistem Jayapura berdaya 136,6 MW. Beban puncalknya, imbuh Darmawan Prasodjo, yaitu 94,6 MW.
Hal itu pun, sahutnya, menunjukkan, bahwa, pihaknya bisa mengalirkan listrik ke wilayah Papua Nugini, yang tentunya, sesuai kebutuhannya.
Khusus PNG Power, secara kumulatif, kapasitas terpasang energi listrik yakni 1,2 Giga-Watt (GW).
John Rosso, Deputi Perdana Menteri Papua Nugini, mengungkapkan, pemenuhan energi listrik masih menjadi persoalan negaranya.
Kendalanya, terangnya, bukan hanya pasokan, melainkan tarifnya yang mahal.
“Karena itu, kerja sama antara PNG Power dan PT PLN (Persero) menjadi upaya kami untuk menuju kebutuhan energi listrik bertarif terjangkau, ” tukasnya.(*)