KORANMANDALA.COM – Pemerkuatan stok dan ketersediaan beras merupakan hal krusial. Hal itu demi terciptanya stabilitas, baik ketersesidaan maupun harga jual beras.
Karena itu , agar stok beras semakin kuat, terungkap, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum) Bulog memiliki kontrak impor beras sebanyak 1 juta ton hingga 2024.
Kontrak impor 1 juta ton beras itu bagian kuota tambahan penugasan impor yang diinstruksikan pemerintah sebanyak 1,5 juta.
Mokhamad Suyamto, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog, menyatakan, pihaknya menyesuaikan implementasi impor beras dengan kebutuhan dalam negeri, walaupun ada tambahan kuota penugasan sebanyak 1,5 juta ton.
BACA JUGA: Bulog Klaim Bansos Adalah Jurus Tepat Mengintervensi Harga Jual Beras
Saat ini, ujarnya, pihaknya memiliki stok beras sebanyak 1,45 juta ton. Adanya penambahan kuota impor, lanjutnya, ini berarti, ketersediaan beras semakin kuat. Hal itu bisa menciptakan stabilitas stok dan harga jual beras.
Eksportirnya, lanjut dia, tidak bergantung pada satu negara. Dia menegaskan, negara mana pun bisa menjadi pemasok beras.
Bicara soal kontrak impor 1 juta ton beras, Mokhamad Suyamto menyebutkan, ada beberapa negara pemasok. Yakni, Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Pakistan.
BACA JUGA: Gawat, Paceklik Beras Hantui Indonesia, Banyak Penggilingan Setop Aktivitasnya, Benarkah?
Pihaknya pun, ucapnya, menjajaki kemungkinan importasi beras dari Kamboja dan beberapa negara lainnya.
Hingga kini, sahutnya, pihaknya terus aktif memenuhi kebutuhan sekaligus menciptakan stabilitas pangan. Di antaranya, beber Mokhamad Suyamto, secara total, pihaknya menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) 885 ribu ton.
Lalu, sebanyak 641 ribu ton beras, tambahnya, pihaknya pun salurkan dalam balutan program Bantuan Pangan periode September-November 2023. (win)