KORANMANDALA.COM – Bagi industri perbankan, penyaluran kredit menjadi lini bisnis yang krusial. Tidak heran, setiap lembaga perbankan terus menggeliatkan penyaluran kreditnya. Itu pun berlaku bagi PT Bank KB Bukopin Tbk.
Seperti apa perkembangannya?
Hingga Juni 2023, Bank KB Bukupin menggelontorkan dana kredit bernilai mewah. Secara kumulatif, porto folio kreditnya Rp 42,3 Triliun.
Pencapaian itu bukan tanpa sebab. Bisnis wholesale menjadi kontributor utama geliat penyaluran kredit korporasi perbankan yang dulunya bernama PT Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin) ini.
Baca juga: Jangan Panik, Stok Beras Bulog Berlimpah, Capai 750 Ribu Ton
Data menunjukkan, hingga Juni 2023, realsiasi total nilai kredit Bank KB Bukopin, senilai Rp 18,6 triliun di antaranya, bersumber pada kredit korporasi.
Nilai kredit korporasi itu, secara tahunan, menggeliat 7,51 persen. Hingga periode sama 2022, nilai penyaluran kredit korporasi yakni Rp 17,3 triliun.
Wakil Direktur Utama PT Bank KB Bukopin, Robby Mondong, mengemukakan, wholesale menjadi penopang perkembangan kredit korporasi terbesar, yakni 43,98 persen.
Baca juga: Rupiah Bergairah Lagi, Terbuka Peluang Tetap Perkasa
“Sektor Oil & Gas, Mining, Financing Company, Transportation & Logistic, Otomotif, Manufacture menjadi kontributor terbesar kredit wholesale,” tandasnya.
Agar penyaluran kredit lebih bergairah, Robby Mondong menyatakan, pihaknya tidaknya terus fokus menggarap bisnis wholesale, yang berprospek positif, tetapi juga memenuhi kebutuhan pembiayaan beragam sektor industri.
Lalu, lanjutnya, memperluas sistem dan jaringan layanan keuangan. Termasuk, sahutnya, menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), lembaga keuangan, dan swasta.
Baca juga: Murahnya Kebangetan! Intip Harga Motor Listrik Volta Mandala Lite Sudah dapat Subsidi Rp7 Jutaan
Pola sindikasi pun, tambahnya, menjadi jurus jajarannya agar segmen wholesale terus menggeliat.
Jurus lainnya, beber dia, yakni pembiayaan berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG). MIsalnya, sebut dia, pembiayaan Electric Vehicle (EV), yang merupakan upaya pihaknya mendukung program green economy, serta mendukung target Net Zero Emision (NZE) 2060.
Bentuknya, tukas dia, di antaranya, turut membangun ekosistem elektrifikasi kendaraan. Semisal, berkontribusi menyediakan atau membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).(*)