KORANMANDALA.COM – Hingga kini, publik di Indonesia pasti mengetahui bahwa ada sejumlah korporasi berlabel Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkantor pusat di Kota Bandung.
Sebut saja, PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero), PT Bio Farma (Persero), PT Len Industri (Persero), PT Telkom Indonesia (Persero), PT Pos Indonesia (Persero), PT DIrgantara Indonesia (DI) (Persero), dan PT Perusahaan Industri Angkatan Darat (Pindad) (Persero).
Namun, seiring dengan segera hadirnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di wilayah Subang, ada keinginan yang dicetuskan Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, soal dua korporasi BUMN, yakni PT DI (Persero) dan PT Pindad (Persero).
Seperti apa keinginan Joko Widodo?
Baca juga: Siapkan Dana Lebih, Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Jadi Lebih Mahal
Informasinya, Joko Widodo punya sebuah rencana akbar tentang PT Pindad (Persero) dan PT DI (Persero). Yakni, memindahkan keduanya ke kawasan Industri Subang.
Alasan pemindahan itu, agar PT Pindad (Persero) dan PT DI (Persero) yang tergabung dalam pemindahan DEFEND-ID, lebih dekat dengan Bandar Udara (Bandara) Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Terungkapnya ide dan wacana itu melalui pernyataan Erick Thohir, Menteri BUMN Erick Thohir.
Baca juga: Sempat Melejit Lalu Terkontraksi, Kini, Harga Emas Stagnan
Mantan CEO peraih Scudetto Lega Calcio Serie A sebanyak 19 kali, Inter Milan, ini, mengatakan, ide itu mencuat saat pihaknya bertemu dengan Jokowi, sapaan akrab sosok nomor satu d itanah air itu, dan Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan, di Istana Bogor pada 16 Juli 2023.
Erick Thohir menuturkan, Presiden RI ketujuh itu ingin memindahkan PT Pindad (Persero) dan PT DI (Persero) ke Subang. Hal itu, terang pria asal Majalengka ini, agar lebih terpadu.
Secara global, ungkapnya, dalam pertemuannya dengan Jokowi dan Prabowo, ada pembahasan tentang pengembangan industri pertahanan. Termasuk, ungkapnya berbicara tentang pabrik peluru di Turen, Malang.
Baca juga: Walah, PHK Masih Ancam Indonesia, Sektor Ini yang Kini Mengalaminya
Mengacu pada konteks geopolitik, sahutnya, industri pertahanan nasional tidak boleh tertinggal oleh negara-negara lain.
Karenanya, Erick Thohir meminta wakilnya yang baru saja menjalani pelantikan, Rosan Roeslani, agar menindaklanjuti rencana pengembangan DEFEND.ID.
MIsalnya, sambung Erick Thohir, soal pembelian beberapa alat seperti helikopter dan lainnya.(*)