KORANMANDALA.COM – Hingga kini, sebagai korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pangan, Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) terus melakukan upaya-upaya stabiltias, baik stok maupun harga jual.
Tentunya, agar stabilitas stok dan harga pangan terealisasi, Perum Bulog membutuhkan kekuatan finansial. Karenanya, supaya kebutuhan keuangan terpenuhi, terungkap Perum Bulog memiliki sejumlah tunggakan.
Melihat kondisi itu, Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, menginstruksikan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) supaya membayarkan atau melunasi utang-utang Perum Bulog, yang nominalnya Rp 16 triliun.
Mengutip beberapa sumber, Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengemukakan, agar stabilitas pangan tercipta, Perum Bulog butuh penambahan anggaran.
BACA JUGA: Susul Presiden Jokowi dan Prabowo, Polri Lepas 26,5 Ton Bantuan Kemanusian ke Gaza Palestina
Pemanfaatannya, jelas Airlangga Hartarto, yakni importasi beras bernilai total Rp 16,3 triliun, Terbagi, jelas dia, atas dua tahap.
“Importasi beras tahap pertama, kebutuhannya Rp 7,9 triliun. Kebutuhan importasi beras tahap kedua Rp 8,4 triliun. Dana itu belum termasuk biaya distribusi, yang nominalnya Rp 2,8 triliun,” papar Airlangga Hartarto, Senin 6 November 2023.
Pada sisi lain, politisi Partai Golongan Karya ini menuturkan, Jokowi, sapaan akrab Presiden Republik Indonesia ketuju itu, merestui bergulirnya program bantuan pangan 2024, yang bergulir Januari-Juni 2024.
BACA JUGA: Demi Perkuat Stok Beras, Bulog Punya Ini, Apa Bentuknya
Selain itu, sambungnya, bantuan sosial beras 10 kilogram yang bergulir sejak 2020, juga terus berlangsung pada 2024.
Tahun depan, pada Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), alokasi beras 10 kilogtam yang disiapkan pemerintah, totalnya menyasar 22.004.077 penerima manfaat melalui dan Program Keluarga Harapan (PKH) dan 1.446.809 Keluarga Rawan Stunting (KRS).
Secara kumulatif, sebutnya, kebutuhan dananya yaitu Rp 892 miliar. (win)