KORANMANDALA.COM – Sebagai korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) terus melakukan berbagai cara dan stategi agar stabilitas stok dan harga jual pangan terjaga.
Buktinya, hingga kini, Perum Bulog tetap agresif melakukan pengadaan dan penyerapan beras.
Pada sela-sela Gerakan Pangan Murah dan Sosialisasi Stabilsasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Gedebage, Selasa 7 November 2023, Muhammad Attar Rizal, Pimpinan Perum Bulog Wilayah Jabar, menegaskan, hingga kini, pihaknya terus menggelar pengadaan dan penyerapan beras.
“Hal itu demi terpenuhinya kebutuhan beras masyarakat. Selain itu, juga upaya kami untuk menciptakan dan menjaga stabilitas, baik stok maupun harga jual beras,” kata Muhammad Attar Rizal.
Dia menyatakan, bukti bahwa pihaknya terus aktif melakukan pengadaan dan penyerapan tercermin pada volumenya. Tahun lalu, sebut dia, pihaknya mencatat bahwa penyerapan beras pada posisi 218 ribu ton atau menjadi yang terbanyak di Indonesia.
Saat ini, ungkap dia, pihaknya memiliki Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sekitar 87 ribu ton. “InsyaAllah mencukupi kebutuhan masyarakat Jabar,” tegas dia.
Stok beras itu, lanjut dia, sangat mungkin bertambah. Pasalnya, ungkap dia, Jabar berpeluang memperoleh tambahan pasokan beras impor Vietnam yang masuk melalui Pelabuhan Patimban.
BACA JUGA: Instruksi Jokowi kepada Kemenkeu: Bayarkan Utang Bulog, Nilainya Rp 16 triliun!
Bicara soal realisasi Program Bantuan Pangan Tahap II yakni September-November 2023, Muhammad Attar Rizal, mengatakan, hal itu terus bergulir.
“Targetnya menyasar 4,2 juta KPM (Keluarga Penerima Manfaat). Volume totalnya, sekitar 42 ribu ton,” sebutnya. (win)