KORANMANDALA.COM – Dua komoditas yang kerap menjadi acuan perekonomian dunia, minyak mentah dan emas, mengalami perbedaan nasib.
Pada sesi perdagangan akhir pekan, Sabtu, 22 Juli 2023, minyak dunia mengalami perkembangan yang gacor. Sebaliknya, harga emas dunia terkapar.
Soal minyak dunia, harga jual komoditas ini, secara empat pekan beruntun, melejit. Penyebabnya pasokan yang berkurang sebagai efek konflik geopolitik Rusia-Ukraina, yang tidak sebanding dengan permintaan.
Pada sesi akhir perdagangan London ICE Futures Exchange, harga jual minyak mentah Brent periode September 2023, melejit 1,8 persen. Kini, posisinya pada level 81,07 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.
Baca juga: Mau Tahu Jurus Pertamina Hasilkan Minyak Sebanyak 1 Juta Barel? Ini Triknya
Begitu juga dengan perdagangan New York Mercantile Exchange, yang menunjukkan harga jual minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) periode September 2023, bergeliat 1,9 persen atau menjadi 77,07 dolar AS per barel.
Lain halnya dengan emas. akibat menggeliatnya indeks dolar AS, sebesar 0,30 persen menjadi 101,06, harga jual emas dunia terkapar.
Sesi akhir perdagangan Comex New York Exchange periode Agustus 2023 menunjukkan, harga jual emas terpeleset 0,22 persen. Akibatnya, harga jual emas berubah menjadi 1.966,60 dolar AS per troy-ounce.
Baca juga: Kondisi Emas: Melejit, Lalu Stagnan, Kini Tergelincir, Saatnya Berburu
Pergerakan dolar AS pun, sepertinya, berdampak pada perkembangan harga logam mulia lainnya. Yaitu, perak.
Akhir pekan ini, harga jual perak periode September 2023, terkontraksi 0,43 persen atau menjadi 24,855 dolar AS per troy-ounce.(*)