KORANMANDALA.COM – Hamas dan kelompok keras Palestina lainnya dikabarkan siap melepaskan warga sipil Israel yang disandera dengan syarat tertentu.
Namun demikian Hamas dan organisasi lainnya di Palestina menolak melepaskan sandera yang merupakan anggota militer Israel.
New York Times yang dikutip Senin 13 November 2023 melaporkan, saat ini sejumlah pemimpin negara yang dipimpin Qatar dan di dalamnya ada Amerika Serikat, terus berusaha meredakan ketegangan antara kedua pihak.
Para pejabat yang akrab dengan perundingan tersebut mengatakan bahwa Israel dan Hamas saat ini sedang merundingkan dua rencana pembebasan sandera.
BACA JUGA: Deddy Corbuzier Pro Palestina, Tapi Tidak dengan Hamas: Yang Kita Bela Negaranya!
Pembebasan tersebut, ada yang melibatkan sejumlah kecil orang, ada juga yang melibatkan ratusan sandera yang ditahan di Gaza.
Sejauh ini, menurut media tersebut, Hamas dan kelompok Palestina lainnya menyandera sekitar 240 orang di Gaza, sekitar setengahnya adalah warga sipil.
Satu proposal dalam perundingan tersebut adalah menyerukan Hamas untuk membebaskan 10 hingga 20 wanita Israel, anak-anak dan sandera sipil dari negara lain dengan imbalan gencatan senjata singkat.
BACA JUGA: Israel Tuding RS Indonesia di Gaza sebagai Markas Kelompok Hamas, Kemenlu RI Bantah dan Buka Suara
Jika persyaratan gencata senjata dan syarat lainnya dipenuhi, Hamas mungkin akan membebaskan sekitar 100 warga sipil lagi.