BANDUNG, KORANMANDALA.COM
MAL PARLAN, namanya terdengar aneh kurang meyakinkan. Setelah tanya sana sini ternyata itu singkatan. Mal Ngampar di Jalan (kaki lima). Mal Parlan ini letaknya di Jalan Astanaanyar Kota Bandung.
Mal Parlan buka mulai pukul 09.00 sampai pukul 17.00. Lokasinya mulai dari pertigaan Tegalega, Kota Bandung sampai persimpangan Terusan Pasit Koja-Astanaanyar. Mal Parlan juga memenuhi jalan Ibu Inggit Garnasih, mendiang istri almarhum mantan presiden Soekarno.
Barang dagangan yang dijual beraneka ragam. Umumnya adalah barang bekas mulai dari alat elektronik, barang antik, suku cadang motor, alat rumahtangga bahkan mainan anak. Barang yang dijual umumnya bekas, tetapi masih layak pakai.
Sebagai contoh, kita butuh televisi bekas, atau kommpor gas bekas yang masih bisa dipakai dan bagus? Cari di Mal Parlan, dijamin tersedia. Soal harga, harus adu tawar dan pandai-pandai menawar agar bisa mendapatkan barang dengan harga yang murah. Sebuah televisi 32 inci bisa diperoleh dengan uang Rp 150.000 saja. Yang pasti harga barang di sini mulai Rp 5000 sampai Rp 250.000.
BACA JUGA: Pedagang Kios Buku di Kompleks Perpustakaan
Bagi yang sayang anak dan ingin membelikan mainan tetapi kantong cekak? Tak perlu ragu datang ke sini, untuk mainan anak adanya di Jalan Inggit Garnasih. Mal Parlan menyediakan aneka mainan anak yang masih layak, mulai dari pistol-pistolan, mobil-mobilan, kereta api dsb. Dengan membawa uang Rp5000, bisa memperoleh mainan mobil mobilan atau boneka.
Butuh gergaji mesin, pompa air, bahkan alat penghemat BBM juga ada. Yang penting mencari barang di Mal Parlan yang bersabar karena harus mencari pada puluhan bahkan seratusan pedagang.
Untuk barang baru juga tersedia. Misal alat-alat listrik, lampu, alat-alat sepeda motor mulai suku cadang sampai helm tersedia di sini. Soal harga jangan takut bisa 50 persen lebih murah.
“Saya sudah tahunan berdagang si sini. Kebutuhan apa pun ada di sini, makanya setiap hari selalu ramai,” kata Udin pedagang alat rumahtangga seperti dispenser, mixer dsb.
Udin mengatakan di sebut Mal Parlan karena barang yang dijajakan seperti di Mal lantaran berbagai macam ada, bedanya kebanyakan barang bekas. Kemudian tempatnya di sepanjang trotoar sehingga muncul sebutan Mal Parlan.
BACA JUGA: Perdagangan Indonesia Bergairah, Alami Surplus ke-41 Bulan Secara Beruntun
TIDAK HANYA SATU
Di Bandung Mal Parlan tidak hanya berada di Jalan Astaanyar. Di sejumlah temppat lain tetapi skala kecil juga ada. Sebagai contoh Pasar Jatayu yang menyediakan barang yang berasal dari besi, dan pakaian seragam TNI, Satpam dsb.
Selain Pasar Jatayu ada juga Pasar barang bekas Jl Cihapit Pasar elektronik bekas Cikapundung. Dari sekian banyak pedagang barang bbekas, yang paling komplit adalah Mal Parlan Jalan Asartanaanyar.
Menurut Udin, beberapa tahun lalu, pedagang di Jalan Astanaanyar tidak sebanyak sekarang. “Dulu mah sedikit, sekarang ada seratusan, yang didagangin juga beragam,” ujar Udin.
MAL SEPATU
Jalan Astanaanyar memang surga bagi pebelanja kebutuhan berbagai barang bekas. Jika pagi hari marak oleh pedagang barang bekas alat rumahtangga, suku cadang motor, hape bekas dsb, berganti malam berganti marak oleh pedagang sepatu.
Pedagang sepatu mulai menggantikan posisi para pedagang siang hari. Sepatu yang dijajakan selain sepatu bekas juga masih baru.
Aneka ragam sepatu mulai dari sepatu bermerk sampai sepatu biasa. Sepatu bermerk biasanya bekas tapi layak pakai. Sebagai contoh sepatu yang harganya jutaan di toko, di sini cukup ambil kocet antara Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu saja.