KORANMANDALA.COM – Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama Perum Bulog, menyatakan menerima perintah untuk mengimpor beras sebanyak 2 juta ton untuk tahun ini.
Keputusan menetapkan impor beras sebanyak 2 juta ton didasarkan pada evaluasi neraca pangan dengan tujuan menjaga keseimbangan stok cadangan beras pemerintah (CBP).
“Saat ini, neraca pangan untuk beras mencapai 2 juta ton, dan mungkin akan lebih dari itu,” ungkap Bayu pada Kamis 11 Januari 2024.
Penugasan impor sebanyak 2 juta ton tersebut belum diwujudkan karena mengalami kendala dalam transportasi. Bayu menjelaskan bahwa pendangkalan di Terusan Suez dan kondisi sulit di Timur Tengah memperlambat pengiriman pasokan pangan impor karena kesulitan mendapatkan kapal dan kontainer.
Selain itu, masih terdapat proses impor beras dari penugasan tahun sebelumnya yang belum terealisasi, dengan jumlah kuota sekitar 500.000 ton.
Meski demikian, Bayu memastikan bahwa stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog aman. Bulog akan menjamin pasokan CBP sebanyak 1,3 juta ton untuk operasi pasar dan penyaluran bantuan pangan (bansos) beras hingga Januari 2024.
Meskipun telah diberi penugasan untuk impor beras, Bayu menyatakan pesimis bahwa harga beras akan segera turun pada tahun ini.
Menurutnya, harga beras masih akan mengalami kenaikan pada tahun 2024 karena produksi dalam negeri terus menurun. Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan harga beras termasuk penurunan produksi, biaya produksi yang tinggi terutama untuk pupuk, dan kebijakan proteksionisme negara-negara produsen beras di pasar dunia.- ***