KORANMANDALA.COM – Penghasilan Pak Ogah atau pengatur jalan ilegal di persimpangan jalan ternyata cukup besar yakni melebihi pegawai negeri golongan tiga. Setiap harinya, menjadi penjaga putaran jalan di lokasi yang basah bisa mencapai Rp300 ribu.
Jika dihitung dalam sebulan maka setiap Pak Ogah bisa mengantongi uang Rp9 juta kalau setiap hari bekerja. Atau, kalau dalam sebulan libur 4 hari maka penghasilannya Rp300 ribu kali 26 hari jadi Rp7.800.000.
Bagaimana hitungan seorang Pak Ogah bisa menghasilkan uang sebesar itu? Seorang Pak Ogah yang biasa mangkal di putaran jalan Soekarno Hatta, tak jauh dari Jalan Holis, Bandung menceritakan rinciannya. Menurut dia, setiap menit rata-rata ada dua mobil yang berputar arah. Dalam satu jam ada 120 mobil yang berputar. Setiap mobil, rata-rata memberi uang receh Rp500, maka dari satu jam bekerja, seorang Pak Ogah akan mengantongi 120 mobil kali Rp500 Rp60.000.
BACA JUGA: Pak Ogah atau Pengatur Jalan Ilegal Ternyata Penghasilannya Rp300 Ribu
Rata-rata setiap Pak Ogah bekerja 5 jam yang berarti pendapatannya 5 jam kali Rp60.000 jadi Rp300.000. Setiap hari ada tiga orang Pak Ogah yang menjaga putaran jalan itu. Jam kerja Pak Ogah dimulai pukul 05.00 sampai jam 10.00, kemudian tugasnya diganti temannya sampai jam 15.00. Pak Ogah ketiga akan bertugas mulai dari pukul 15.00 sampai pukul 20.00.
Jadi Pak Ogah yang menjaga putaran jalan di Jalan Soekarno Hatta dekat pertigaan Jalan Holis ini jumlahnya 3 orang.
KOMENTAR WARGA
Berbagai komentar Keberadaan Pak Ogah ini beragam. Di media sosial banyak netizen yang menyebutkan bahwa keberadaan Pak Ogah bikin macet. Ada juga yang mengatakan, seharusnya tidak ada Pak Ogah karena hanya membuat ribet.
Namun dibalik penolakan Pak Ogah, banyak juga yang mengatakan keberadaan Pak Ogah membantu. Terutama di perempatan jalan atau putaran yang macet parah. Dengan keberadaan Pak Ogah setidaknya membantu mengatur jalan dari dua arah.
BACA JUGA: Mahasiswa Bagikan Flyer di Jalan Braga Bandung, Serukan Pemilu Damai
LOKASI BASAH DAN KERING
Sama seperti jabatan, ada yang basah dan ada yang kering, demikian pula lokasi putaran yang biasa digunakan Pak Ogah mencari nafkah dikenal basah dan kering. Lokasi basah berada di jalan-jalan utama, seperti Soekarno Hatta, Sudirman, Jalan BKR, Jalan Buah Batu dsb.
Sama halnya di wilayah timur, utara dan selatan pun memiliki lokasi yang basah dan kering. Di lokasi yang basah itulah rata rata penghasilan Pak Ogah mencapai Rp 250.000 sampai Rp300 ribu setiap harinya.
Tidak heran kalau lokasi yang bisa menghasilkan uang selalu jadi rebutan. Oleh karena itu seringkali terjadi percekcokan bahkan sampai bacok-bacokan.
Peristiwa bacok-bacokan sampai menimbulkan korban jiwa pernah terjadi di pertigaan Metland, Cileungsi di mana rebutan lokasi pengaturan jalan sampai menimbulkan korban jiwa. ***