KORANMANDALA.COM- Lapak Pak Ogah atau tempat pengatur lalu lintas ilegal bekerja ternyata bisa diperjualbelikan. Lapak di persimpangan jalan, putaran jalan atau perempatan itu sangat menjanjikan penghasiolan. Seorang Pak Ogah bisa mendapat Rp300 ribu per hari sehingga satu bulan kalau bekerja 26 hari (4 hari libur) bisa mengantongi Rp7.800.000.
Tidak heran kalau lokasi tempat Pak Ogah mengatur jalan bisa diperjualbelikan. Satu lokasi bisa dijual Rp1 juta sampai Rp3 juta tergantung lokasinya.
Lokasi yang dibilang mahal adalah lokasi basah. Lokasi putaran yang biasa digunakan Pak Ogah mencari nafkah dikenal basah dan kering. Lokasi basah berada di jalan-jalan utama, seperti Soekarno Hatta, Sudirman, Jalan BKR, Jalan Buah Batu dsb di wilayah barat, di Ujung Berung, Cicaheum, Cileunyi untuk wilayah timur. Lokasi basah juga terdapat di Bandung selatan dan bandung utara.
BACA JUGA: Penghasilan Pak Ogah atau Pengatur Jalan Ilegah Lebihi Pegawai Negeri
Seorang Pak Ogah mengaku bernama Andi pernah menjual lokasi sebesar Rp1.5 juta. “Waktu itu saya lagi butuh uang untuk anak sekolah sehingga saya jual ke teman,” katanya.
Setelah itu, Andi kemudian pindah mencari pangkalan baru. Di pangkalan baru memang tidak sebanyak yang lama. “Tergantung padat nggaknya lalu lintas,” ujar Andi.
Di lokasi yang basah itulah rata rata penghasilan Pak Ogah mencapai Rp 250.000 sampai Rp300 ribu setiap harinya.
Tidak heran kalau lokasi yang bisa menghasilkan uang selalu jadi rebutan. Oleh karena itu seringkali terjadi percekcokan bahkan sampai bacok-bacokan.
Peristiwa bacok-bacokan sampai menimbulkan korban jiwa pernah terjadi di pertigaan Metland, Cileungsi di mana rebutan lokasi pengaturan jalan sampai menimbulkan korban jiwa.
BACA JUGA: Penghasilan Pak Ogah atau Pengatur Jalan Ilegah Lebihi Pegawai Negeri
Seperti diberitakan, penghasilan Pak Ogah atau pengatur jalan ilegal di persimpangan jalan ternyata cukup besar yakni melebihi pegawai negeri golongan tiga. Setiap harinya, menjadi penjaga putaran jalan di lokasi yang basah bisa mencapai Rp300 ribu.
Jika dihitung dalam sebulan maka setiap Pak Ogah bisa mengantongi uang Rp9 juta kalau setiap hari bekerja. Atau, kalau dalam sebulan libur 4 hari maka penghasilannya Rp300 ribu kali 26 hari jadi Rp7.800.000.
Bagaimana hitungan seorang Pak Ogah bisa menghasilkan uang sebesar itu? Seorang Pak Ogah yang biasa mangkal di putaran jalan Soekarno Hatta, tak jauh dari Jalan Holis, Bandung menceritakan rinciannya. Menurut dia, setiap menit rata-rata ada dua mobil yang berputar arah. Dalam satu jam ada 120 mobil yang berputar. Setiap mobil, rata-rata memberi uang receh Rp500, maka dari satu jam bekerja, seorang Pak Ogah akan mengantongi 120 mobil kali Rp500 Rp60.000.
Rata-rata setiap Pak Ogah bekerja 5 jam yang berarti pendapatannya 5 jam kali Rp60.000 jadi Rp300.000. Setiap hari ada tiga orang Pak Ogah yang menjaga putaran jalan itu. Jam kerja Pak Ogah dimulai pukul 05.00 sampai jam 10.00, kemudian tugasnya diganti temannya sampai jam 15.00. Pak Ogah ketiga akan bertugas mulai dari pukul 15.00 sampai pukul 20.00. ***
J.