KORANMANDALA.COM – Pasar Darurat di pusat kota Kuningan, membutuhkan perhatian dari Pemerintah Daerah Kuningan.
Pasar di tepi jalan dan mangkal di atas trotoar semula dibuat sementara, sebelum ada pasar permanen.
Namun berdasarkan catatan Koran Mandala, sejak 50 tahun silam, para pedagang itu masih tetap mangkal di situ dan beranak pinak.
Pihak Pemerintah daerah pun sebenarnya tahu tentang keberadaan Pasar Darurat ini, namun sayangnya “tutup mata tutup telinga”.
Mereka –para pedagang, dibiarkan mangkal di atas trotoar, padahal kerap mengganggu arus lalu lintas, manakala pagi hari saat jam-jam berangkat kantor atau berangkat sekolah antara pukul 06.00 – 07.30 WIB.
Situasi atau keadaan darurat itu berarti dalam keadaan sukar (sulit) yang tidak terduga dan memerlukan penanggulangan segera.
Mungkin disebut “Pasar darurat” itu, sifatnya sementara, sambil menunggu “pasar induk” selesai dibangun.
Padahal, pembangunan Pasar induk itu sendiri di Pasar Baru dan Pasar Kepuh di jantung Kota Kuningan, sebenarnya sudah selesai beberapa tahun silam. Meskipun dibangun secara bertahap.
Jalan Ajid
Jalan Ajid ini sangat vital. Jika kendaraan umum akan menuju kearah Selatan yaitu, ke jalan Pramuka dan langsung menuju ke Cirebon, pasti akan melewati jalan ini.
Seperti diketahui dulu jalur bis dan Elf trayek Tasik-Cirebon — pasti melewati area ini. Lebar jalan memang tidak terlalu besar hanya 4 meter dan panjang jalan sekitar 60 meter.
Sementara itu, sebagian Jalan Siliwangi dan Jl. Veteran Kuningan sudah satu arah. Sehingga praktis arus kendaraan dari arah Selatan bila akan masuk ke alun-alun kota Kuningan, harus muter masuk ke jalan Ajid, Jl. Ahmad Yanu, Jl. Syekh Maulana Akbar atau kearah utara Jl. Pramuka dan masuk jalan Siliwangi.
Menurut Sanusi, seorang warga setempat, di simpang empat Pasar Darurat ini kerap terjadi kecelakaan, sebelum dipasang traffic light.
Memang saat ini traffic light sudah terpasang, namun sayang durasinya terlalu pendek.
“Mohon kepada dinas terkait, traffic ligt di ‘pasar darurat;, durasinya bisa ditambah, untuk memperlancar padatnya arus kendaraan sekaligus mengantisifasi kemungkinan terjadi kemacetan,” kat Sanusi.
Warga sekitar bahkan dari luar sejauh ini selalu berdatangan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.
Di pasar ini tersedia berbagai produk kebutuhan pokok dan sembako seperti beras, terigu, gula, garam, sayur mayur, bawang, cabe, ikan, ayam, jajanan tradisional seperti, kowecang, leupeut ketan, kupat, dan jajanan lainnya.
Itulah “Pasar Darurat” yang sudah menjadi ciri khas kawasan di Kuningan, Jawa Barat. (Wawan Jr)***