KORANMANDALA.COM – Garut kini memiliki Rumah Produksi Bersama (RPB) untuk meningkatkan kualitas produk kulit khas Garut,
Sabtu kemarin, RPB beralamat di Jalan Guntur Kecamatan Garut Kota tersebut diresmikan Menteri Koperasi Usaha Kecil Mikro (Menkop UKM) Republik Indonesia, Teten Masduki didampingi Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin.
Peresmian RPB tersebut, dalam rangka memperingati hari jadi ke-211 Kabupaten Garut, agar produk kulit Garut dengan pusat di Sukaregang, semakin berkualitas.
Pj Bupati Garut, Barnas Adjidin menyatakan, produk kulit Sukaregang saat ini telah menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Garut.
Selain karena produknya beragam, juga karena kualitasnya tidak kalah oleh produk internasional.
Hanya saja, menurut Barnas, kualitas produk kulit Garut harus tetap mendapat perhatian dalam hal kualitas.
Untuk itulah, pemerintah sengaja mendirikan RPB, dan harus dimanfaatkan dengan baik.
Pasalnya, investasi dalam peralatan produksi yang modern yang digelontorkan pemerintah bukanlah hal yang murah.
“Ini barang yang sangat mahal, dan tadi kita melihat hasil laser cutting-nya sangat presisi. Nah tentu dengan presisi ini akan menghasilkan produk unggulan yang tidak kalah oleh dunia luar, bahkan bisa dijual ke tempat-tempat lain,” ujar Barnas.
Dengan adanya RPB ia meminta arahan dan dukungan dari Menteri Koperasi serta seluruh jajaran, sehingga penggunaan RPB ini bisa betul-betul menjadi sesuatu yang arif dan bermanfaat bagi masyarakat Garut.
Di lain pihak, Menkop UKM RI, Teten Masduki, menyoroti pentingnya kualitas dalam produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Dia berharap dengan adanya RPB yang dilengkapi dengan peralatan produksi modern, produk kulit khas Garut bisa semakin berkualitas dan bersaing dengan produk luar.
Teten menekankan pentingnya manajemen yang baik terhadap RPB untuk memastikan kelangsungan dan perkembangan bisnis ini. Ia juga mengusulkan agar Pemerintah Daerah Kabupaten Garut melengkapi RPB dengan mesin-mesin baru setiap tahunnya untuk mendukung pertumbuhan bisnis ini.
“Karena industri itu terus berkembang, kita juga harus terus mengikuti alat-alat produksi modern, dan jadi ini betul-betul perlu kemampuan manajerial supaya pabrik ini tidak mengalami penuaan, tapi dia terus berkembang,” tutur Teten.
RPB juga, kata dia, diharapkan dapat menjadi tempat pengolahan produk bagi pelaku UMKM kulit di Kabupaten Garut, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi mereka.
“Tadi yang saya tanya alat potongnya itu jauh lebih presisi, jauh lebih cepat, tidak banyak makan waste, itu cukup bagus, jadi orang yang punya konveksi-konveksi di luar ini (yang konveksi) kecil-kecil motongnya di sini, kan lebih cepat, lebih presisi, (lalu) menjahitnya (atau) ngerakitnya di tempat masing-masing,” harapnya.
“Ini konsep besar kita mulai untuk membangun industrialisasi, nah ini harus dipahami oleh semua, karena kita nggak boleh membuat produk yang sama terus kualitasnya, kita harus maju,” kata Teten. (Tim Mandala)***