KORANMANDALA.COM – Anggota Komisi VII DPR, Mulyanto, mengingatkan pemerintah untuk siap menghadapi kemungkinan kenaikan harga minyak mentah dunia setelah serangan Iran terhadap Israel.
Dia mengatakan bahwa konflik antara Iran dan Israel kemungkinan akan memengaruhi kenaikan harga minyak mentah global.
Mulyanto juga menyoroti melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang telah mencapai Rp16 ribu per dolar AS.
Dia mengatakan bahwa situasi ini semakin memperburuk kondisi, terutama dengan meningkatnya kebutuhan dalam negeri akan energi saat bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.
Menurut Mulyanto, kondisi ini merupakan bentuk “triple shock” karena terjadi pada saat kebutuhan migas dalam negeri meningkat, ditambah dengan perayaan Ramadhan dan Idul Fitri, serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Dia menekankan bahwa Indonesia sebagai negara importir netto migas akan terdampak negatif oleh kenaikan harga minyak dunia, terutama jika hal tersebut juga berdampak pada kenaikan permintaan dalam negeri dan pelemahan nilai tukar rupiah.
“Beda saat dulu ketika zaman jaya Indonesia sebagai negara pengekspor migas, di mana kenaikan harga migas dunia adalah berkah buat APBN kita,” ujarnya.
Mulyanto menyatakan bahwa kenaikan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pada 15 April 2024 mencapai 85,6 dolar AS per barel, meningkat dari 70 dolar AS per barel pada awal tahun, atau naik sebesar 22 persen.
Hal ini jauh di atas asumsi dalam APBN 2024 yang hanya sebesar 82 dolar AS per barel.
Dia meminta pemerintah untuk mengambil langkah antisipatif yang tidak merugikan rakyat kecil, seperti menaikkan harga BBM atau gas LPG bersubsidi.