KORANMANDALA.COM – Mendukung terwujudnya ketahanan pangan di RW 08 Desa Panyileukan, Kota Bandung Telkom University bersama Desa Berdaya Foundation melakukan corporate social responsibility (CSR), untuk budidaya ikan dengan hidroponik dan akuaponik berbasis teknologi sensor dan Internet of Things (IoT), sebagai wujud dari ketahanan pangan
Ketua tim implementator, Prof. Indrarini Dyah Irawati memaparkan bahwa, teknologi sensor yang terintegrasi pada sistem hidroponik dan akuaponik mencakup sensor pH, suhu dan kekeruhan.
Sensor ini akan ditempatkan di lokasi strategis untuk memantau kondisi air secara real-time.
“Integrasi ESP32 sebagai mikrokontroler memberikan kemampuan pengolahan data dan pengiriman informasi melalui komunikasi LoRa Wireless dengan jarak jangkauan yang luas. Dengan demikian, informasi mengenai parameter air seperti pH, suhu dan kekeruhan dapat dikumpulkan dengan akurat dan efisien,” kata Indrarini Selasa 28 Mei 2024.
Ketua Digital Collaboration for Sustainability (DCS) Telkom University, Dr. Runik Machfiroh menyampaikan bahw, program ini muncul sebagai solusi untuk mengatasi permasalah di Desa Panyileukan.
Program ini sejalan dengan prinsip-prinsip SDGs, terutama SDG 6 Clean Water and Sanitation, SDG 7 Affordable and Clean Energy, SDG 15 Life on Land dan SDG 16 Peace, Justice and Strong Institutions.
“Potensi dari program ini adalah untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan dan menjadikan program ini sebagai percontohan model pembangunan yang inklusif di Desa Panyileukan,” jelasnya.
Runik menjelaskan bahwa program ini tidak hanya mencakup integrasi hidroponik dan akuaponik serta pemantauan ekosistem berbasis IoT, tetapi melibatkan pemberdayaan masyarakat lokal.
Melalui partisipasi aktif masyarakat, diharapkan akan terjadi perubahan positif tidak hanya dalam pengelolaan akuaponik, tetapi juga dalam kualitas hidup dan keterlibatan masyarakat dalam program ini.
Direktur Desa Berdaya Foundation, Noor Yahya Mohamad menyampaikan, Desa Panyileukan memiliki lokasi yang strategis di kawasan Bandung. Dengan letaknya yang dekat dengan pusat kota, aksesibilitas yang baik dan lingkungan alam yang potensial, desa ini seharusnya menjadi sumber daya yang berharga untuk pembangunan wilayah.
“Desa Panyileukan ini memiliki potensi yang besar, namun masyarakatnya mungkin belum sepenuhnya dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan keterbatasan akses ke pelatihan atau sumber daya pendidikan,” jelasnya.
Dalam memandang potensi dan tantangan yang dihadapi oleh Desa Panyileukan di kawasan Bandung, program CSR ini muncul sebagai jawaban inovatif terhadap berbagai permasalahan.
Temuan utama yang menjadi prioritas permasalahan yaitu minimnya penggunaan teknologi.
Ketua RW 08 Desa Panyileukan menyampaikan, melalui kegiatan ini banyak warga yang telah merasakan manfaatnya, sebanyak 50 kepala keluarga telah menerima manfaat dari program ini.
“Kami berharap, melalui pemberdayaan masyarakat lokal bisa mendukung kesuksesan dari program ini, karena dengan teknologi yang diberikan dapat menciptakan ekosistem lingkungan berupa kualitas air bersih untuk pelestarian budidaya ikan,” jelasnya. (***)