KORANMANDALA.COM – Lobang akibat longsoran di tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi) semakin meluas. Awalnya hanya bahu jalan dan satu jalur yang terdampak, saat ini melebar menjadi 2 jalur di KM 64 arah Sukabumi tol Bocimi.
Pantauan dari udara melalui kamera drone, saat ini, Sabtu 6 April 2024 jalan tol Bocimi jalur arah Sukabumi terputus total akibat meluasnya area longsoran. Beton jalan raya patah hingga mencapai batas separator jalur A dan B, ambruk masuk ke lobang longsoran.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan, longsoran di tol Bocimi KM 64 arah Sukabumi tersebut, bukan berasal dari pergerakan tanah, tapi karena longsoran tanah pada saat penimbunan.
“Terjadi (longsoran) karena curah hujan yang tinggi. Terlihat vegetasi di sekitarnya (lokasi longsor) pohon-pohon pisang masih tegak, berarti memang bukan dari pergerakan tanah tapi dari material longsoran saja,” ujar Basuki kepada Koranmandala.com.
Lebih lanjut Basuki mengatakan, pihaknya saat ini berusaha menangani secara temporer pada 3 hari ke depan hingga Senin (8/4/2024). Lalu akan melakukan monitoring dan uji coba sehingga jika aman dapat dipergunakan sebagai jalur mudik.
“Kemudian setelah itu, nanti baru kita tangani secara permanen setelah lebaran. Sebenarnya saya ingin full speed di sebelum lebaran, tapi sudah pada libur dan ini hari besar, lebaran. Kita kasih kesempatan libur dulu sampai tanggal 15, setelah itu full speed penanganan permanen,” ujar Basuki.
Penanganan permanennya, lanjut Basuki, memerlukan waktu 2 hingga 3 bulan untuk kembali normal. Saat ditanya penyebab tanah longsor karena konstruksi yang jelek, Menteri PUPR membantah dan menyebutkan, longsor terjadi karena curah hujan yang tinggi.
“Ini murni longsor bukan pergerakan tanah, kalo konstruksi kurang bagus, (jalan tol Bocimi) ini rusak semua. Untuk penanganan ada 2 opsional, kita tangani ini (longsor) dan kita teruskan (membuat) jembatan. Cuma untuk waktu dan safety, kita masih berani tanpa jembatan supaya lebih cepat,” ujar Basuki. (Awan)***