KoranMandala.com -Gempa bumi terjadi karena gerakan alami lempeng tektonik di bawah permukaan bumi.
Lempeng-lempeng ini selalu bergerak karena dorongan arus di mantel bumi.
Saat dua lempeng bertabrakan, bergeser, atau saling menjauh, energi besar terlepas dan menimbulkan gempa. Ada tiga jenis pergerakan yang sering memicu gempa:
Flyover Ciroyom Resmi Dibuka: Proyek Strategis yang Viral di Andir, Bandung
- Konvergen: Dua lempeng saling bertabrakan (contoh: subduksi).
- Divergen: Lempeng bergerak menjauh satu sama lain.
- Transform: Dua lempeng bergeser sejajar tapi berlawanan arah.
Di wilayah seperti Indonesia, yang berada di Cincin Api Pasifik, gempa sering terjadi karena berada di antara pertemuan lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik.
Selain itu, aktivitas vulkanik juga memicu gempa di sekitar gunung berapi. Makanya, wilayah Indonesia sering mengalami gempa kecil bahkan besar hampir setiap bulan.
Apa Bedanya Gempa Tektonik dan Vulkanik?
- Gempa Tektonik: Terjadi akibat pergerakan lempeng bumi, biasanya berpusat di laut atau daratan dengan patahan aktif.
- Gempa Vulkanik: Terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi dan bisa jadi tanda bakal ada letusan.
Kok Bisa Gempa Datang Tiba-Tiba?
Gempa sulit diprediksi karena pergerakan lempeng terjadi jauh di bawah tanah, dan energi yang terkumpul bisa tiba-tiba dilepaskan. Meskipun teknologi sudah canggih, seperti seismograf, gempa hanya bisa dideteksi beberapa saat sebelum terjadi. Itu sebabnya, penting banget buat selalu siap siaga di daerah rawan gempa.
Mitigasi Biar Aman Saat Gempa
- Latihan evakuasi rutin di sekolah atau kantor.
- Siapkan tas darurat berisi barang penting seperti obat, air, dan makanan ringan.
- Cek bangunan tempat tinggal, pastikan kokoh dan sesuai standar gempa.
- Ikuti info BMKG buat tau peringatan dini gempa atau tsunami.
Karena Indonesia ada di wilayah rawan, kita harus selalu waspada dan ngerti cara mitigasi. Gempa memang nggak bisa dicegah, tapi kalau kita siap, risiko bahaya bisa dikurangi! ***