KoranMandala.com –When everything around me is moving so fast, I stop and ask,
“Is it the world that’s busy,
or is it my mind?”
Ketika segalanya di sekitar bergerak begitu cepat, aku berhenti sejenak dan bertanya:
“Apakah dunia yang terlalu sibuk,
atau itu adalah pikiranku?”
Kata-kata di atas merupakan kalimat populer dari bukunya Haemin Sunim, yang berjudul “The Things You Can See Only When You Slow Down”. Dan sudah terjual lebih dari empat juta di seluruh penjuru dunia.
Haemin Sunim merupakan seorang guru agama Buddha Zen dan penulis paling berpengaruh di Korea Selatan.
Buku pertamanya, The Things You Can See Only When You Slow Down terbit pada 2012. Buku ini telah terjual lebih dari empat juta eksemplar dan telah diterjemahkan ke lebih dari 35 bahasa.
Kemudian, buku keduanya yaitu Love for Imperfect Things yang berisi tentang cinta kepada diri sendiri diterbitkan pada 2016.
Bukunya tidak hanya sebagai panduan dalam bermeditasi, tetapi juga panduan dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
Dia lahir di Korea Selatan, kemudian pergi ke Amerika Serikat untuk belajar perfilman, tetapi tanpa di sangka-sangka dia malah tertarik dengan kehidupan spiritual.
Setelah menempuh Pendidikan di UC Berkeley, Harvard, dan Princeton, Haemin mendapatkan pelatihan monastik di Korea dan mengajar agama Buddha di Hampshire College di Amherst, Massachusetts.
Dia memiliki lebih dari sejuta pengikut di Twitter dan Facebook. Haemin Sunim menetap di Seoul ketika sedang tidak bepergian untuk mengajar.
Pada 2020, Haemin menerima kecaman cukup keras dari publik Korea Selatan. Ia di anggap menjalankan kehidupan sekuler dan mewah, serta meninggalkan nilai-nilai Buddha yang ia tulis dalam buku-bukunya.
Kontroversi pertama kali muncul ketika Sunim muncul dalam acara hiburan tvN “On & Off” yang menyorot kehidupan figur publik di rumah dan di tempat kerja.
Dengan demikian, masyarakat banyak yang akhirnya kecewa karena mereka mengira bahwa Haemin hidup secara sederhana. Setelah menerima kritik tajam ini, Haenim memutuskan untuk menghilang dari pandangan publik dan kembali ke biara.***