KoranMandala.com – Puluhan tahun berdiri, Kupat Tahu Khas Padalarang ‘H. Sukarya’ berhasil mempertahankan cita rasanya sejak 1965 hingga kini. Beralamat di Jalan Letkol GA Manullang, Nomor 249, Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
Kupat tahu merupakan hidangan yang biasanya terdiri dari potongan lontong, potongan tahu, dan sedikit tauge rebus yang disiram dengan saus kacang. Biasanya, di atasnya ditambahkan kerupuk.
Namun, Kupat Tahu Khas Padalarang berbeda karena tidak menggunakan tauge dan saus kacang. Tauge diganti mi soun, sementara saus kacang diganti dengan kuah merah yang memiliki rasa sedikit pedas dan hangat di lidah.
Mendiang Haji Sukarya telah menjajakan Kupat Tahu Khas Padalarang buatannya selama 49 tahun hingga ia tutup usia pada 2014 silam, sejak itu usahanya pun diteruskan dua anak perempuannya dan satu orang menantu.
“Dari 10 anak cuma 2 dan 1 menantu yang nerusin usaha Bapak karena sisanya jadi guru semua,” ujar Ayi Rukayah (57) anak perempuan Haji Sukarya yang meneruskan usaha sang ayah bersama saudari dan adik iparnya saat ditemui Koran Mandala.
Konon Sukarya muda yang berasal dari Kampung Gantungan Padalarang itu belajar membuat kupat tahu dari pencipta pertama Kupat Tahu Khas Padalarang bernama Aki Muhiya.
“Karena itu bapak ngasih amanat sebelum meninggal agar usahanya dilanjutkan karena Aki Muhiya juga dulu nitip ke beliau,” ungkap Ayi.
Ayi menuturkan, tempat makan Kupat Tahu Padalarang Haji Sukarya awalnya mengontrak tapi sejak 1990 sudah bisa membeli ruko sendiri. Lokasinya tetap sama dan tidak membuka cabang karena suatu alasan.
“Supaya cita rasanya tetap bertahan kami tidak buka cabang, dari dulu sampai sekarang resepnya masih sama alami tanpa pengawet dan perasa buatan makanya beda sama yang lain,” bebernya.