KoranMandala.com – Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa kue keranjang selalu hadir saat perayaan Imlek? Kue berwarna cokelat keemasan dengan tekstur kenyal ini seakan menjadi simbol wajib dalam perayaan Tahun Baru Imlek.
Di balik tampilannya yang sederhana, ternyata kue keranjang menyimpan makna mendalam dan sejarah panjang yang menarik untuk ditelusuri.
Kue Keranjang, Nian Gao, Kue Ranjang, atau Kue Bakul—bagaimanapun sebutannya, makanan manis berwarna cokelat ini selalu menjadi bintang utama dalam perayaan Imlek.
Berkah Imlek 2025! Peruntungan Asmara dan Karir di Tahun Ini
Kehadirannya begitu melekat sehingga terasa kurang lengkap jika perayaan Tahun Baru Imlek tanpa ada sajian kue keranjang.
Di balik kelezatan rasanya, kue keranjang menyimpan sejarah dan makna mendalam yang telah ada secara turun-temurun.
Sejarah
Mengutip dari Jakarta Tourism, kue Keranjang, atau dalam bahasa Mandarin terkenal sebagai Nian Gao (年糕), adalah kudapan manis khas Imlek yang terbuat dari tepung ketan dan gula.
Nama “keranjang” ini berasal dari proses pembuatannya yang menggunakan wadah berbentuk keranjang. Teksturnya yang kenyal dan lengket menjadi ciri khas dari kue ini.

Kue Keranjang memiliki peran penting dalam tradisi perayaan Imlek. Tidak hanya sekadar kudapan, kue ini juga menjadi sesaji utama dalam upacara sembahyang leluhur.
Tujuh hari sebelum Tahun Baru Imlek, kue keranjang mulai dipersembahkan sebagai tanda penghormatan kepada para leluhur.
Tradisi ini berlanjut hingga malam dan biasanya baru boleh dinikmati setelah perayaan Cap Go Meh.