Sementara itu, Tiongkok memiliki program bantuan luar negerinya sendiri, yakni Belt and Road Initiative, yang beroperasi di banyak negara yang juga menjalin kemitraan dengan AS.
Namun, para kritikus menilai bahwa program-program tersebut tidak efisien dan cenderung digunakan sebagai alat untuk mendorong agenda liberal.
Bagaimana Kondisi Terkini USAID?
Empat hari kemudian, Peter Marocco, yang pernah menjabat sebagai salah satu penasihat politik dalam pemerintahan pertama Trump, merumuskan interpretasi yang lebih ketat terhadap perintah pembekuan tersebut.
Kebijakan ini berdampak luas, menyebabkan ribuan program USAID di seluruh dunia terhenti, memaksa pemutusan hubungan kerja, serta memberlakukan cuti sementara bagi banyak pekerja.
Menteri Luar Negeri Marco Rubio kemudian berupaya mempertahankan program-program darurat penyelamatan jiwa agar tetap berjalan selama masa pembekuan.
Namun, ketidakjelasan mengenai program mana yang terkecualikan dari kebijakan penghentian kerja pemerintahan Trump, semakin memperumit situasi, menghambat berbagai upaya bantuan dan pembangunan di tingkat global.
Akibatnya, puluhan pejabat senior diberhentikan sementara, ribuan kontraktor kehilangan pekerjaan, dan karyawan dilarang memasuki markas besar USAID di Washington.
Situs web USAID serta akun-akunnya di platform X telah ditutup sebagai bagian dari upaya pengetatan yang oleh pemerintahan Trump, yang berdampak pada seluruh pemerintahan federal beserta program-programnya.
Senator Rubio menyatakan bahwa tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap setiap program guna menentukan mana yang dapat memberikan kontribusi terhadap tercapainya “Amerika yang lebih aman, lebih kuat, dan lebih sejahtera.”
Keputusan untuk menghentikan sementara program-program pendanaan oleh Amerika Serikat selama masa tinjauan 90 hari ini, maksudnya agar AS dapat memperoleh tingkat kerja sama yang lebih tinggi dari penerima bantuan kemanusiaan, pembangunan, dan keamanan, menurut Rubio.