KoranMandala.com -Pemerintahan Donald Trump kembali membuat keputusan kontroversial dengan membubarkan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), sebuah lembaga yang telah beroperasi selama 64 tahun, pada Senin (3/2/2025) waktu setempat.
Penutupan USAID ini merupakan tindak lanjut dari rekomendasi Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), yang bertugas mengurangi pengeluaran federal.
DOGE, yang dipimpin oleh Elon Musk, menilai bahwa USAID sering kali mengalokasikan dana secara berlebihan, terutama dalam bentuk bantuan luar negeri. Sementara perekonomian domestik Amerika Serikat saat ini menghadapi tantangan yang lebih mendesak.
Oath of Office, Sumpah Jabatan Donald Trump Saat Dilantik Menjadi Presiden Amerika Serikat
Keputusan ini sejalan dengan visi “America First” yang diusung Trump dalam kampanye politiknya, yang menegaskan bahwa kepentingan dalam negeri harus diutamakan dibandingkan dengan pemberian bantuan ke negara lain.
Sebagaimana diketahui, Trump sering mengkritik alokasi dana untuk program global, termasuk USAID, yang ia anggap sebagai pemborosan anggaran. Menurutnya, dana tersebut seharusnya dialokasikan untuk kepentingan domestik, seperti pembangunan infrastruktur, pengelolaan imigrasi, atau sektor kesehatan di Amerika Serikat.
Apa yang Dimaksud dengan USAID?
Sejarah USAID memulai pada era pemerintahan Presiden John F. Kennedy, yang mendirikan lembaga ini di tengah ketegangan Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Kennedy menginginkan mekanisme yang lebih efektif dalam menanggulangi pengaruh Soviet di luar negeri melalui program bantuan asing, sebab ia menilai Departemen Luar Negeri terlalu birokratis dalam menjalankan tugas tersebut.
Atas dasar itu, USAID terbentuk sebagai lembaga independen setelah Kongres mengesahkan Foreign Assistance Act pada tahun 1961.
Meskipun Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, USAID tetap eksis dan terus menjalankan misinya hingga kini.
Saat ini, para pendukungnya berargumen bahwa bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat di berbagai negara bertujuan untuk mengimbangi pengaruh Rusia dan Tiongkok.