KORANMANDALA.COM – Tidak semua orang menerima aib yang mereka lakukan di masa lalu. Kadang kala mereka merasa bersalah, dan sulit untuk berdamai dengan aibnya.
Aib adalah salah satu hal yang bersifat personal. Tidak semua orang punya mulut ringan dan dengan mudah menyebarkan aibnya ke orang lain.
Namun Allah SWT punya cara bagi umatnya yang hendak menutup aibnya rapat-rapat agar tidak terlihat orang lain.
Pada kitab ad-Dur al-Mukhtar, Al Hasfaki mengatakan bahwa beberapa ulama mazhab Hanafi menjelaskan bahwa pengertian aib ialah suatu bagian yang tidak ada dari asal penciptaannya dan hal itu dianggap sebagai bentuk kekurangan.
Jadi aib bisa kita simpulkan sebagai cela atau kondisi seseorang dari sisi jeleknya atau hal yang tidak baik tentangnya.
Dalil yang menunjukkan bahwa Allah menyuruh menurut sesama umat terdapat pada Al Quran surat An-Nur ayat 19 yang berbunyi:
إِنَّ ٱلَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ ٱلْفَٰحِشَةُ فِى ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۚ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Innallazina yuhibbuna an tasyi’al-fahisyatu fillazina amanu lahum ‘azabun alimun fid-dun-ya wal-akhirah, wallahu ya’lamu wa antum la ta’lamụn
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.”
Baca juga: Bacaan Doa usai Sholat Dhuha, Lengkap dengan Bahasa Arab, Latin, dan Terjemahan Indonesia
Jika kita sudah sadar akan aib atau kesalahan di masa lalu, sebaiknya simpan rapat-rapat dan jangan dibahas dengan siapa pun. Di samping itu, kita harus selalu berikhtiar serta memohon ampunan kepada Allah SWT agar terjaga di dunia dan akhirat.
Ada pun doa yang bisa kita amalkan untuk menjaga aib kita sendiri. Doa ini bisa kita amalkan saat pagi dan petang.
Doa ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِى دِينِى وَدُنْيَاىَ وَأَهْلِى وَمَالِى اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَتِى
Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dun-yaa wal aakhirah. allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fi diini wa dunyaa-ya wa ahlii wa maalii. allahummas-tur ‘au-raatii wa aamin rau-’aatii. allahummah-fadz-nii min baini yadayya wa min khalfii wa ‘an yami inii wa ‘an syimaalii wa min fauqii. wa a-’uudzu bi ‘adzmatika an-ughtaala min tahtii.
Artinya: “Yaa Allah sesungguhnya aku meminta kepada Mu ‘Afiyah di dunia dan akhirat. Yaa Allah aku memohon kepada Mu ”Afwaa dan ‘Afiyah pada urusan agamaku, duniaku, keluargaku dan hartaku. Yaa Allah tutupi auratku (aib-aibku)”
Kemudian riwayat Ibnu Majah menambahkan:
اللَّهُمَّ استُر عَوْرَاتي ، وآمِنْ رَوْعَاتي ، اللَّهمَّ احفظني من بَينِ يَدَيَّ ومِن خَلْفي ، وَعن يَميني ، وعن شِمالي ، ومِن فَوقي، وأعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحتي
Allahummastar ‘auraatii wa aamin rau’aatii allahumma akhfidhnii min baini yadayya wa min khalfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaali wa min fauqii wa a’uudzu bi’idhaamatika an aghtaala min tahtii.
“Yaa Allah tutupi auratku (aib-aibku), tenangkanlah aku dari rasa takutku. Yaa Allah jagalah aku dari arah depan dan belakangku, arah kanan dan kiriku, serta dari arah bawahku. Aku belindung dengan kebesaran Mu agar aku tidak dihancurkan dari arah bawahku.”(*)