Perbedaan teluh dan santet. – Perbedaan teluh dan santet.
KORANMANDALA.COM – Film-film horor masih menarik banyak peminat cinemais. Sebentar lagi bakal beredar film horor berjudul “Teluh Darah”
Film itu bertemakan Teluh. Sebuah serangan pada fisik korban menggunakan kekuatan supranatural.
Nah, jadi pertanyaan antara teluh dan santet, bedanya apa?
Dikutip dari akun Twitter Saskarateam, menurut Keysha, teluh dan santet tuh merupakan satu klasifikasi, namun teluh secara umum memiliki tingkat kesulitan yang berbeda.
“Biasanya dampak Teluh pada korban dapat terlihat jelas secara visual dan serangan tersebut juga dapat berdampak ke orang-orang yang ada disekitarnya,” utas Saskarateam.
Menurutnya, orang yang nggak ngerti soal supranatural aja bisa melihat dan merasakan tanda-tanda teluh dengan jelas.
“Sangking energinya besar juga bisa berdampak ke sekitar,” paparnya.
Nah, tanda-tanda dalam pada film Teluh Darah sudah sangat sesuai. Seperti suara dentuman, aura negatif, belatung serta benjolan yang muncul dalam tubuh.
“Kalau kita lihat dari film Teluh Darah ini, mungkin akan timbul pertanyaan. Kenapa bentuk teluh yang dikirimkan kepada keluarga Pak Ahmad dan Pak Bondan seringkali menggunakan serangga?” terangnya.
Menurutnya, serangga merupakan binatang kecil yang mudah masuk ke dalam tubuh.
“Bayangkan coba teluh tapi kirimnya buaya? Kan kegedean tuh,” tambahnya.
Meski begitu, lanjutnya, bukan tidak bisa. Harus diingat, semakin besar binatang yang digunakan maka semakin besar juga energi yang dikeluarkan.
Menurut Keysha serangga juga salah satu hewan yang mudah untuk di hipnotis atau dikendalikan (meski tidak semua jenisnya) dan merupakan hewan yang dapat pindah alam dengan mudah dibanding jenis binatang lainnya.
“Beberapa serangga memiliki energi negatif bawaan yang bisa dimaanfaatkan oleh pelaku teluh untuk menyerang korban,” tambahnya.
Contoh serangga yang memiliki energi negatif adalah kalajengking dan kaki seribu.
Alhasil serangga merupakan binatang yang digemari dalam memberikan sebuah teluh.
“Bisa dilihat dalam Film Teluh Darah, beberapa korban mengeluarkan banyak serangga sekaligus? Apakah memungkinkan?”‘ucapnya.
Mungkin! Tapi itu tidak mudah. Menurut Keysha, mengendalikan satu serangga saja sudah sulit, apa lagi mengendalikan serangga sebanyak itu?
“Mengendalikan? Yup. Jadi ketika pelaku menaruh serangga dalam tubuh korbannya, biasanya gak cuman menaruh, tetapi mengendalikannya.
“Kenapa?Karena kalau pelaku teluh hanya menaruhkan serangga, serangga tersebut dapat mati. Tapi kalau dikendalikan? Mereka dapat bergerak bebas dalam tubuh,” paparnya.
Kemudian ada juga pertanyaan mengapa teluh dilakukan pada malam hari.
“Sebenernya ada beberapa pilihan. Mungkin kenapa pada malam hari karena korban dalam kondisi kelelahan secara fisik setelah beraktifitas. Dan dampaknya akan lebih dalam lagi jika teluh dilakukan ke korban yang sedang tertidur,” urainya.
Pilihan lainnya ada di jam-jam pergantian sore ke malam, atau sareupna dalam bahasa sunda serta waktu menjelang subuh.
“Dikarenakan jam-jam tersebut merupakan perpindahan waktu dimana gerbang antar dunia kita dan mereka sedang dalam satu frekuensi,” ujarnya.
Jadi pertanyaan lagi, kenapa gak neluh siang-siang?
“Sebenernya bisa, tapi korban sedang beraktifitas, jadi akan lebih sulit dibanding malam hari saat korban sedang beristirahat,” tandasnya.