Boreh Sooso, rahasia kesehatan di balik perempuan Madura. – Boreh Sooso, rahasia kesehatan di balik perempuan Madura.
BANDUNG, KORANMANDALA.COM – Tradisi kesehatan Madura dikenal dengan rempah-rempah dalam menjaga stamina tubuh.
Tradisi ini tak hanya dilakukan oleh para wanita, tapi juga pria dalam menjaga kesehatan dan kebugaran sepanjang hari.
Tradisi kesehatan Madura salah satunya berasal dari Kesultanan Sumenep.
Ada tradisi kesehatan unik dalam menjaga stamina dan kesegaran pria. Termasuk juga menjaga kesehatan organ intim wanita
Salah satu produk tradisi kesehatan orang Madura adalah Boreh So’oso. Boreh ini sudah sangat terkenal di pulau penghasil garam itu, bahkan hingga seluruh Nusantara.
Sekjen Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) Hj RA Yani WSS Koeswodidjojo menjelaskan, tradisi kesehatan tradisional atau ethno wellness ini dimulai ketika dulu prajurit dari kesultanan Sumenep suka berperang.
“Berperang dalam hal ini bukan secara kekerasan. Tapi berperang dengan seni tradisional karapan sapi, olahraga berpanah dan kegiatan yang membuat lelah para pria,” ujar wanita yang akrab disapa Bunda Yani, Sabtu (1/4/2023).
Karena lelahnya para prajurit ini, lanjut Bunda Yani, kembali dibugarkan dengan proses pemijatan yang dilakukan oleh para terapis yang sudah lebih dahulu disiapkan oleh orang dalam kesultanan.
Nah, yang menarik, dalam tradisi ini yang melakukan pemijatan khusus tersebut berasal dari keluarga sultan itu sendiri. Atau dikenal dengan ajengan.
Para terapis ini bukan dari orang luar kesultanan. Tapi mereka memang keluarga kerajaan yang sudah turun temurun memiliki keahlian dalam terapis.
Menurut Bunda Yani, dalam proses pemijatan tradisional Sumenep tersebut menggunakan rempah-rempah yang sudah disebul.
“Disebul itu semacam didoakan,” terangnya.
Rempah-rempah tersebut, lanjutnya, diborehkan, kemudian diso’oso (digosok-gosokkan) dari ujung kaki hingga ke atas.
Cara pemijatan itu pun dilakukan untuk mengembalikan stamina kepada para pria yang habis berperang tersebut.
Boreh so’oso ini juga biasanya digunakan untuk para ibu-ibu yang baru melahirkan.
“Boreh itu dibalurkan ke bagian perut wanita Madura yang baru melahirkan dengan cara diurut. Tujuannya untuk membetulkan tempat rahim yang turun usai melahirkan,” tambahnya.
Proses pemijatan di bagian rahim itu juga bertujuan untuk membenahi vagina agar kembali seperti semula.
“Kembali seperti sebelum melahirkan,” tegasnya.
Terkait rempah-rempah yang digunakan, Bunda Yani menjelaskan ramuan itu terdiri dari beras yang ‘dikum’ pakai daun kemuning, cocopandan dan daun kenanga.
Rempah-rempah itu kemudian ditumbuk dan disatukan dalam sebuah wadah. Lalu disuling menjadi minyak atau yang dikenal dengan virgin oil.
Campuran virgin oil ini berasal dari minyak kelapa atau daun mangkokan yang juga bisa menghasilkan minyak.
“Bisa juga dicampur dengan jeruk purut yang diparut,” tambahnya.
Untuk lulurnya, ditambah kemuning dan kunyit. Setelah itu diminumkan jahe, kencur dan remesan daun pandan.
“Buat prianya diberi pisang merah. Pisang merah itu dibakar dan di tengahnya diberi madu,” tambahnya.
Selain itu, para prajurit kesultanan juga mengkonsumsi pisang mas dan bawang lanang.
“Manfaat minuman ini selain menjaga stamina juga untuk mencegah masuk angin,” tutup Bunda Yani.