KORANMANDALA.COM – Pada beberapa abad silam, dunia ini pernah diisi oleh seseorang yang mengaku Tuhan. Ia adalah seorang raja yang terkenal dengan kejahatannya, kejam dan juga sombong. Dia bernama Fir’aun.
Meski mengaku sebagai Tuhan, kenyataannya Fir’aun tidak memiliki kekuatan. Hingga Allah SWT menciptakan semesta ini menasihati karena kasih sayangnya kepada makhluk sombong tersebut.
Allah SWT mengutus seorang nabi yang terkenal sebagai nabiyang paling kuat pada masanya yaitu Nabi Musa AS. Nabi Musa semasa kecilnya menghabiskan waktunya di dalam istana Firaun.
Dilansir Koran Mandala dari buku Self Healing With Qur’an karya Ummu Kalsum IQT, bahwasanya ketika Nabi Musa AS menginjak usia dewasa, ia menyadari bahwa ia diberi tugas oleh Allah SWT untuk menyadarkan Fir’aun bahwasanya dirinya bukan Tuhan, namun hanyalah seorang manusia biasa.
Namun dengan adanya kejadian tersebut, bukannya sadar tapi Fir’aun sangat tersinggung, bahkan ia menggunakan seluruh harta bendanya untuk membunuh Nabi Musa AS.
Nabi Musa AS pernah mengalami tiga ketakutan dalam jiwanya, saat akan menghadapi Fir’aun.
Pertama yaitu, ketika Nabi Musa AS memasuki ruang sidang Fir’aun, kejadian ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al Quran
قَا لَا رَبَّنَاۤ اِنَّـنَا نَخَا فُ اَنْ يَّفْرُطَ عَلَيْنَاۤ اَوْ اَنْ يَّطْغٰى
“Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, sungguh, kami khawatir dia akan segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas.”
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 45)
Kemudian Allah SWT kembali menjawab dalam firman-Nya.
قَا لَ لَا تَخَا فَاۤ اِنَّنِيْ مَعَكُمَاۤ اَسْمَعُ وَاَ رٰى
“Dia (Allah) berfirman, “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama kamu berdua, Aku mendengar dan melihat.”
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 46)
Itulah yang menguatkan Nabi Musa AS dan saudaranya saat menghadapi Fir’aun.
Ketakutan yang kedua yaitu saat Nabi Musa AS mengahdapi ahli-ahli sihir milik Fir’aun, ia merasa khawatir akan dicelakakan ataupun akan terjadi sesuatu pada dirinya dan saudaranya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al Quran.
قَا لَ بَلْ اَلْقُوْا ۚ فَاِ ذَا حِبَا لُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ اِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ اَنَّهَا تَسْعٰى فَاَ وْجَسَ فِيْ نَفْسِهٖ خِيْفَةً مُّوْسٰى
“Dia (Musa) berkata, “Silakan kamu melemparkan!” Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka terbayang olehnya (Musa) seakan-akan ia merayap cepat, karena sihir mereka, Maka Musa merasa takut dalam hatinya.”(QS. Ta-Ha 20: Ayat 66-67)
Dengan keajaiban Allah SWT, kemudian Nabi Musa AS melemparkan tongkatnya. Tongkat tersebut kemudian berubah menjadi ular besar yang menelan seluruh tongkat-tongkat ahli sihir milik Fir’aun.
Dengan adanya kejadian tersebut sontak membuat para pengikut raja Fir’aun, mereka sangat yakin bahwa itu bukan sebuah sihir tetapi itu mukjizat dari Allah SWT.
Kejadian yang ketiga yaitu saat saat Nabi Musa AS dengan pengikutnya yang berjumlah sedikit dikejar oleh Fir’aun dan bala tentaranya yang jumlahnya puluhan kali lipat dari pengikut Nabi Musa AS.
Malam hari dipilih Nabi Musa untuk meninggalkan kota, hal itu sesuai dengan perintah Allah SWT agar tidak terlihat oleh Fir’aun dan penduduknya. Namun, jauh dari perkiraan ternyata Fir’aun telah lebih dulu menyusun tipu daya dengan mengirim bala tentaranya untuk menghabisi Nabi Musa AS.
Ketika matahari mulai terbit tibalah Nabi Musa AS dan pengikutnya di suatu tempat.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فَاَ تْبَعُوْهُمْ مُّشْرِقِيْنَفَلَمَّا تَرَآءَ الْجَمْعٰنِ قَا لَ اَصْحٰبُ مُوْسٰۤى اِنَّا لَمُدْرَكُوْنَ
“Lalu (Fir’aun dan bala tentaranya) dapat menyusul mereka pada waktu matahari terbit. Maka ketika kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, “Kita benar-benar akan tersusul”
(QS. Asy-Syu’ara’ 26: Ayat 60-61)
Nabi Musa AS dan pengikutnya tibalah di tepi lautan ia hanya memohon pertolongan kepada Allah, sementara itu laut luas dan berombak terhambat jelas di depan mata.
Nabi Musa AS sempat berpikir jika mereka ke depan tentu saja mereka semua akan tenggelam dan akhirnya mati, karena laut itu tampak dalam, kemudian ombaknya juga kuat dan kencang lalu tak berujung.
فَاَ وْحَيْنَاۤ اِلٰى مُوْسٰۤى اَنِ اضْرِبْ بِّعَصَا كَ الْبَحْرَ ۗ فَا نْفَلَقَ فَكَا نَ كُلُّ فِرْقٍ كَا لطَّوْدِ الْعَظِيْمِ
“Lalu Kami wahyukan kepada Musa, “Pukullah laut itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar.” (QS. Asy-Syu’ara’ 26: Ayat 63)
Kemudian Allah SWT memberi mukjizat kepada Nabi Musa AS, menumbuhkan tongkatnya di atas tanah seketika lautan pun terbelah menjadi dua, saat itulah nabi Musa AS dan pengikutnya berlari dengan sangat kencang, hingga tibalah mereka di tepi laut.
Namun tiba-tiba ketika nabi Musa AS dan pengikutnya tiba di tepi laut, laut yang terbelah Dua tadi berubah posisi menjadi posisi semula.
Tidak ada lagi jalan yang terbelah, sehingga menelan dan menenggelamkan raja Firaun beserta seluruh bala tentaranya yang ikut dalam mengejar Nabi Musa AS dan pengikutnya.
Demikian kisah mukjizat tongkat Nabi Musa AS yang melawan sihir Fir’aun hingga Membelah Lautan. Begitu banyak keajaiban yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Semoga bermanfaat.(*)