KORANMANDALA.COM – Zaman sekarang banyak sekali kaum wanita yang tidak menutup auratnya dengan baik, ternyata hal ini juga merupakan salah satu tanda datangnya hari kiamat kecil dan kiamat besar.
Seperti yang dinukil dari kitab Syaik Mahmud Al Mishri, ‘Rihlah Ila Ad-Dar Al-Akhirah’, disebutkan, bahwa salah satu tanda datangnya hari kiamat akan segera datang, yakni dengan munculnya orang-orang yang berpakaian tetapi telanjang.
Orang-orang ini dapat digambarkan seperti wanita-wanita yang suka pamer aurat yang banyak berkeliaran sekarang ini.
Dari Abu Hurairah Ra, Rasulullah SAW pernah bersabda, yang artinya:
“Ada dua macam ahli neraka yang belum aku saksikan, yaitu: Suatu kaum yang membawa cemeti seperti ekor-ekor sapi untuk memukul manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian akan tetapi sebenarnya mereka tidak berpakaian yang menanggalkan tutup kepala, yang menarik kepada maksiat, kepala mereka seperti punuk-punuk onta yang miring, mereka itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya sedangkan bau surga itu dapat tercium dari jarak sekian.” (HR Muslim).
Rasulullah SAW dengan sangat jelas menyebutkan bahwa wanita yang seperti itu adalah wanita penghuni neraka jika dia tidak konsisten dengan hijabnya.
Yang sangat mengherankannya lagi, hal ini tidak hanya menimpa para wanita saja, tapi juga para kaum lelaki yang memperbolehkan anak dan istrinya keluar rumah tanpa menutup aurat.
Syekh Yusuf al-Qardhawi telah menjelaskan dalam fatwa-fatwa kontemporernya. Istilah dari ‘berpakaian tetapi telanjang’ yakni orang yang memakai pakaian yang tidak memiliki fungsi untuk menutupi auratnya. Seperti pakaian yang menyifati kulit karena bahannya tipis atau sempit.
Aisyah RA pernah menegur beberapa wanita yang berasal dari Bani Tamim, karena mereka berpakaian yang sangat tipis. Aisyah berkata, yang artinya:
“Kalau kamu orang mukmin, maka bukan semacam ini pakaian wanita-wanita mukmin.” (HR Thabrani dan lain-lain)
Qardhawi juga mengambil kisah lainnya saat seorang wanita baru saja menjadi pengantin. Dia mengenakan kerudung yang sangat tipis. Aisyah RA kemudian berkata kepadanya,
“Wanita yang memakai kerudung seperti ini berarti tidak beriman kepada surat an-Nur.” (Tafsir al Qurthubi)
Surat An Nur yang dimaksud adalah pada ayat 31, yeng berbunyi sebagai berikut:
وَقُلْ لِّـلۡمُؤۡمِنٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ اَبۡصَارِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوۡجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِيۡنَ زِيۡنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَا وَلۡيَـضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوۡبِهِنَّۖ وَلَا يُبۡدِيۡنَ زِيۡنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اٰبَآٮِٕهِنَّ اَوۡ اٰبَآءِ بُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اَبۡنَآٮِٕهِنَّ اَوۡ اَبۡنَآءِ بُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡاِخۡوَانِهِنَّ اَوۡ بَنِىۡۤ اِخۡوَانِهِنَّ اَوۡ بَنِىۡۤ اَخَوٰتِهِنَّ اَوۡ نِسَآٮِٕهِنَّ اَوۡ مَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيۡنَ غَيۡرِ اُولِى الۡاِرۡبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفۡلِ الَّذِيۡنَ لَمۡ يَظۡهَرُوۡا عَلٰى عَوۡرٰتِ النِّسَآءِۖ وَلَا يَضۡرِبۡنَ بِاَرۡجُلِهِنَّ لِيُـعۡلَمَ مَا يُخۡفِيۡنَ مِنۡ زِيۡنَتِهِنَّ ؕ وَتُوۡبُوۡۤا اِلَى اللّٰهِ جَمِيۡعًا اَيُّهَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُوۡنَ
Wa qul lil-mu`mināti yagḍuḍna min abṣārihinna wa yaḥfaẓna furụjahunna wa lā yubdīna zīnatahunna illā mā ẓahara min-hā walyaḍribna bikhumurihinna ‘alā juyụbihinna wa lā yubdīna zīnatahunna illā libu’ụlatihinna au ābā`ihinna au ābā`i bu’ụlatihinna au abnā`ihinna au abnā`i bu’ụlatihinna au ikhwānihinna au banī ikhwānihinna au banī akhawātihinna au nisā`ihinna au mā malakat aimānuhunna awittābi’īna gairi ulil-irbati minar-rijāli awiṭ-ṭiflillażīna lam yaẓ-harụ ‘alā ‘aurātin-nisā`i wa lā yaḍribna bi`arjulihinna liyu’lama mā yukhfīna min zīnatihinn, wa tụbū ilallāhi jamī’an ayyuhal-mu`minụna la’allakum tufliḥụn
Artinya: “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”
Itulah penjelasan tentang beberapa hadits dan Al Quran yang membahas wanita berpakaian tetapi telanjang. Semoga bermanfaat. (*)