KORANMANDALA.COM – Seorang Muslim punya kitab suci Al Quran sebagai pedoman atau petunjuk hidupnya. Al Quran menuntun kehidupan manusia agar tidak terpeleset pada tipu daya dunia yang membutakan.
Dengan petunjuk Al Quran, hidup seseorang menjadi lebih terarah, sebab kitab suci yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam ini mengandung ajaran tentang akidah, syariah, dan akhlak.
Bahkan, lebih dari itu. Al Quran juga mengandung isyarat-isyarat ilmiah seperti ayat-ayat tentang sains dan teknologi.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Shad ayat 29 yang artinya, “Kitab Al Quran yang Kami turunkan Kepadamu (Muhammad) penuh berkah, agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.”
Oleh karena itu, jangan pernah lelah untuk mentadaburinya, karena begitu banyak tanda-tanda yang Allah Ta’ala berikan kepada manusia melalui Al Quran.
Al Quran hadir di kehidupan manusia dengan berbahasa Arab. Seorang muslim yang belum lancar membacanya akan belajar terlebih dahulu dari huruf-huruf sederhananya seperti mengenal huruf hijaiyah, dan seterusnya hingga ia mampu membaca kitab suci ini.
Namun, bagaimana hukumnya jika seseorang membaca Al Quran tanpa mengetahui arti dan maknanya?
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan dengan sepuluh kali lipat.” (HR. Tirmidzi)
Atau dalam sabda lainnya,
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka dia mendapat satu pahala. Dan setiap pahala itu dilipatkan menjadi 10 kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. Turmidzi)
Berdasarkan sabda Rasul, membaca Al Quran hanya dengan teks Arabnya saja sudah mendapatkan pahala. Satu huruf Al Quran pahalanya adalah satu dan setiap pahala akan dilipatkan menjadi 10 kali lipat pahala. Masya Allah.
Dari Abdullah bin Amru, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُ بِهَا
“Dikatakan kepada pembaca Al Quran, bacalah dan tingkatkan, tartillah dalam membacanya (di jannah) sebagaimana kamu membaca di dunia. Sesungguhnya tempat (kembalimu) pada akhir ayat yang kamu baca.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad)
Hadits tersebut menjelaskan, barangsiapa yang menyempurnakan seluruh bacaan Al Quran, maka ia memiliki puncak tertinggi tingkatan jannah (surga).
Oleh karena itu, seorang Muslim perlu menaikkan bacaan Al Qurannya lebih banyak lagi agar pahala yang ia dapatkan semakin bertambah.
Adapun, mengenai hukum membaca Al Quran tanpa tahu arti dan maknanya dapat dicermati berikut ini.
Sebagaimana tujuan Al Quran diturunkan ialah bukan sekadar hanya dibaca, Allah Ta’ala juga menyeru seluruh hamba-Nya untuk menghayati esensi ataupun sari pati dari isinya, sebagaimana firman-Nya yang telah disebutkan di awal:
كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS. Shad: 29)
Menurut Imam Al Thabari, ayat tersebut menjeaskan bahwa tujuan diturunkannya kitab suci Al Quran adalah supaya umat Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam mentadaburkan makna ayat Al Quran serta beramal dengan segala yang disyariatkan oleh Allah Ta’ala. (Al Jaami’ Al Bayan An Ta’wil Aayi Al Quran, Al Thabari)
Sementara, tadabur itu menurut bahasa adalah memkirkan di balik sesuatu akibatnya atau memandang, memperlihatikan sesuatu yang ada di belakang (di akhirnya).
Seorang muslim dianjurkan memahami isi kandungan Al Quran untuk mengambil pelajaran dan mengamalkannya di kehidupan sehari-hari. Sungguh, akan sangat merugi apabila umat Islam yang telah diberi petunjuk Al Quran tetapi hanya sekadar dibaca saja tanpa berusaha memahami dan menghayatinya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut hal ini dalam salah satu firman-Nya.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَآ
“Maka, apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?”
Ayat tersebut menjadi pengingat bagi setiap Muslim bahwa membaca Al Quran tanpa menghayati, tanpa memikirkan, atau tanpa mentadaburinya, seolah apakah hatinya sudah terkunci?
Demikian, membaca Al Quran satu huruf saja sudah mendapatkan pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun, alangkah lebih baik jika Al Quran yang merupakan pedoman hidup bagi seorang muslim ini tidak hanya sekadar dibaca, tetapi juga direnungkan arti dan maknanya.
Sekiranya seseorang telah membaca Al Quran dan mentadaburinya, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan kelapangan bagi jiwanya untuk menerima hidayah serta hikmah daripada-Nya. Wallahu a’lam bishawab. (*)