KORANMANDALA.COM – Waktu terus berjalan, hari demi hari berganti dengan berbagai peristiwa yang dilalui oleh manusia setiap harinya. Tak terasa, saat ini kita sudah menjumpai bulan Muharram, bulan pertama di tahun 1445 Hijiriyah.
Muharram bukan sekadar menunjuk waktu untuk bulan pertama di kalender atau penanggalan Hijriyah.
Lebih dari itu, Al Muharram memberikan kesan pembelajaran kepada kita sebagai seorang hamba agar mampu mentransformasikan diri menjadi lebih baik.
Seiring bergantinya hari, sepatutnya kita berkontemplasi, sudah sejauh mana melangkah? Apakah waktu yang telah berlalu itu dilalui dengan ketaatan ataukah sebaliknya?
Di bulan Muharram ini, agaknya perlu mengevaluasi diri lalu berusaha untuk menjadi lebih baik dengan mulai meninggalkan segala hal yang dilarang atau yang diharamkan oleh Sang Pencipta.
Mengenai bulan pertama di tahun Hijriyah ini, Ustadz Adi Hidayat (UAH) menuturkan dalam kanal YouTube resminya Adi Hidayat Official bahwa bulan Muharram menjadi satu di antara empat bulan yang disebutkan secara langsung dalam Al Quran.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. At Taubah: 36)
Dalam ayat tersebut, Muharram termasuk ke dalam rangkaian bulan-bulan Hurum (mulia) untuk melatih kita menjadi lebih baik dengan cara meninggalkan segala yang tidak diperkenankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Empat bulan Hurum atau bulan-bulan mulia tesebut di antaranya Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Adapun bulan Muharram ini diisyaratkan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam sebagai satu di antara bulan Hurum tersebut.
Itulah pertunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang benar dan lurus untuk melatih manusia agar tidak terjebak pada segala hal yang terlarang.
Maka, UAH berpesan, jangan pernah menempatkan sesuatu yang bukan pada tempatnya saat masuk momentum untuk berlatih itu.
“Lebih tegasnya, jangan pernah melanggar ketentuan dengan mengerjakan yang haram di bulan-bulan latihan itu. Bulan ini (Muharram) khusus untuk berlatih meninggalkan yang haram. Maka, jangan lakukan yang haram,” tutur UAH, dilansir oleh Koran Mandala dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Rabu, 19 Juli 2023.
Bahkan, Ibnu Abbas Radhiallahu Anhu mengatakan bahwa jika melakukan maksiat pada bulan tersebut, boleh jadi dosanya akan lebih besar atau bisa dua kali lipat dari hari-hari biasa.
Sebaliknya, jika seseorang berbuat sesuatu yang mulia, maka boleh jadi pahalanyapun dua kali lipat dari bulan-bulan biasanya.
Lebih lanjut UAH menambahkan, amalan sholeh yang dianjurkan untuk ditingkatkan di bulan Hurum (termasuk Muharram) di antaranya bisa dengan meningkatkan sholat, infaq, banyak berdoa, atau bisa juga dengan meningkatkan interaksi dengan Al Quran.
Atau bila mampu, kerjakan juga satu amalan yang berpotensi mengumpulkan keseluruhannya yaitu berpuasa. Sebab, puasa sangat dianjurkan di bulan-bulan Hurum dan disukai oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam.
Itulah bulan Muharram serta larangan dan amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan di dalamnya. Semoga Allah memberikan taufik dan kemuliaan untuk mengantarkan kita pada ridho dan rahmatNya. (*)