KORANMANDALA.COM – Kebiasaan atau tradisi Arab kuno, para orang tua akan menitipkan anaknya kepada wanita di dusun pedalaman.
Mereka berharap anak akan belajar bahasa Arab asli dan baku dan berada dalam lingkungan yang baik.
Selain itu, ibunda Rasulullah SAW, Siti Aminah, menyerahkan puteranya kepada wanita di desa untuk disusui.
Nabi Muhammad SAW disebut memiliki banyak ibu susuan. Dua wanita yang paling terkenal adalah Tsuwaibah dan Halimah As Sadiyah.
Menurut beberapa sumber, dia berasal dari Bani Saad, Kabilah Hawazin, suku yang tinggal di Thaif Arabia. Pada tahun-tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW, Thaif merupakan wilayah dusun yang jauh dari hiruk pikuk kota.
Dilansir dari buku berjudul ‘Biografi 35 Shahabiyah Nabi SAW’ karya Syaikh Mahmud Al Misri (hal. 369), Halimah As Sadiyah merupakan ibu yang teguh dan tenang, sangat dihormati oleh setiap Muslim dan mulia bagi setiap mukmin.
Kelahiran Rasulullah SAW
Pada hari Senin di bulan Rabiul Awal saat tanda-tanda subuh muncul, Rasulullah SAW lahir dari seorang wanita bernama Siti Aminah.
Beliau lahir di rumah Abu Thalib di perkampungan Bani Hasyim. Wanita yang pertama kali menyusuinya adalah Tsuwaibah, budak milik Abu Lahab, paman beliau.
Kisah Penyusuan Rasulullah SAW
Diriwayatkan dari Abdullah bin Jafar bin Abu Thalib, Halimah As Sadiyah, ibu susu Rasulullah SAW bercerita:
Bersama suami dan anaknya yang masih disusui, ia (Halimah As Sadiyah) pergi meninggalkan kampung halaman untuk mencari bayi-bayi untuk ia susui.
Sesampainya di kota Mekkah dan mencari bayi untuk disusui, semua wanita yang ada di rombongan Halimah As Sadiyah ditawari untuk menyusui Rasulullah SAW.
Namun, mereka semua enggan menyusuinya karena tahu beliau adalah anak yatim karena memikirkan imbalan yang didapat dari seorang ibu bayi tanpa ayah.
Setelah semua telah mendapatkan bayi untuk disusui, Halimah As Sadiyah belum mendapatkannya dan tidak ingin pulang tanpa membawa bayi.
Akhirnya, Halimah pun mendapatkan seorang bayi yang dimana bayi tersebut merupakan Rasulullah SAW. Saat berada dipangkuannya dan memberi susu, ternyata air susu dari Halimah As Sadiyah tiba-tiba sangat deras.
Padahal sebelumnya kempes dan kosong, sehingga bayi tersebut menyusu hingga puas dan kemudian terlelap.
Tak hanya itu, unta yang dinaiki yang sebelumnya kurus dan sudah tua. Kini, tiba-tiba susu dari unta tersebut terisi penuh.
Halimah As Sadiyah dan suaminya segera meminum susu unta itu dan mengatakan bahwa bayi tersebut penuh keberkahan.
Mulai saat itu Halimah As Sadiyah menyadari keberkahan-keberkahan itu, sehingga membuatnya yakin untuk mengasuh Rasulullah SAW.
Setelah dua tahun, Halimah kemudian membawa anak itu kepada ibundanya dan membawanya kembali ke pedalaman.
Hal ini dilakukan karena suami Halimah takut jika anak yang penuh keberkahan ini tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan
Meskipun dalam lubuk hati, Halimah merasa bahwa Allah SWT akan menyatukannya kembali dengan Rasulullah SAW suatu hari nanti dan akan melihatnya lagi. (*) Tim Patuloba/Kifli