KORANMANDALA.COM -Selain kisah Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, umat manusia juga dapat memetik hikmah dan pelajaran berharga dari kisah para Nabi lainnya.
Tak terkecuali Nabi Yunus Alaihissalam, yang mana kisahnya begitu penuh keistimewaan dan dapat dijadikan bahan renungan.
Peristiwa saat Nabi Yunus Alaihissalam ditelan oleh ikan paus memiliki nilai tersendiri, terutama ketika kita sedang menghadapi berbagai cobaan atau musibah.
Tentu, kisah ini sudah tidak asing lagi di kalangan umat muslim. Bahkan, hingga saat ini, cerita Nabi Yunus Alaihissalam yang berada dalam kegelapan di perut ikan paus masih selalu dibahas dari generasi ke generasi.
Nabi Yunus Alaihissalam sewaktu-waktu ditelan oleh ikan paus dan tinggal di dalam perutnya selama 40 hari. Allah Subhanahu Wa Ta’ala masih memberi Nabi Yunus kehidupan di tempat yang begitu gelap itu.
Sudah di dalam perut ikan, lalu di bawah laut pula. Sungguh, keadaan tersebut sangat sulit untuk kita bayangkan.
Tatkala berada di dalam perut ikan, Nabi Yunus Alaihissalam senantiasa bermunajat dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Nabi Yunus berdoa agar Allah melepaskan dirinya dari segala permasalahan yang sedang dihadapi.
Hanya berdoa dan memohon kepada Allah yang bisa dilakukan oleh Nabi Yunus dalam keadaan terhimpit itu.
Sebab, satu-satunya yang dapat menolong hanya Allah saja, tak ada makhluk pun yang dapat dimintai pertolongan.
Kisah Nabi Yunus Alaihissalam terabadikan dalam Al Quran pada Surat Al Anbiya ayat 87 yang dapat kita tadabburi. Ayat tersebut berbunyi:
وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَٰضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِى ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحَٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Wa żan-nụni iż żahaba mugāḍiban fa ẓanna al lan naqdira ‘alaihi fa nādā fiẓ-ẓulumāti al lā ilāha illā anta sub-ḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn
Artinya: Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”
Dalam kondisi yang membuatnya kesulitan untuk bernafas itu, Nabi Yunus Alaihissalam memanjatkan doa yang terdapat dalam penggalan ayat tesebut yaitu:
لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحَٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
lā ilāha illā anta sub-ḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn
(Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim)
Sungguh, jika kita perhatikan baik-baik, arti doa Nabi Yunus ini begitu dalam. Di keadaan gelap itu, ia bertasbih dan tetap mengesakan Allah dengan segala kerendahan dirinya sebagai seorang manusia.
Doa Nabi Yunus Alaihissalam dapat kita amalkan untuk memohon ketenangan hati agar terlepas dari rasa takut, gundah, dan gelisah.
Nabi Yunus bermunajat dan memohon ampunan kepada Allah dengan doa ini yang dilakukan selama 40 hari tanpa henti.
Konsistennya Nabi Yunus dalam berdoa bisa dijadikan sebagai contoh bagi kita sebagai umat Islam, terlebih saat menghadapi musibah.
Dengan doa tersebut, Allah Subhanahu Wa Ta’ala akhirnya mengabulkan dan membebaskan Nabi Yunus Alaihissalam dari dalam perut ikan yang menelannya. (*)