KORANMANDALA.COM – Dalam hidup ini, sering kali kita sebagai manusia kerap merasakan sakit hati, terluka, atau lelah secara fisik maupun batin.
Hal tersebut merupakan lumrah terjadi, sebab tak selamanya kehidupan ini berjalan seperti apa yang selalu kita inginkan, terlebih lagi soal lelah hati.
Terkadang, banyak hal yang bertentangan atau pun tak sesuai dengan yang diharapkan. Jika kita melihat kehidupan dari sudut pandang Islam, maka memang, dunia merupakan tempat melelahkan.
Seorang manusia hanya bisa beristirahat dengan tenang dan terbebas dari rasa terluka nanti di akhirat apabila kehidupannya berakhir di Surga.
Mengenai hati yang lelah dan terluka, Ustadz Hanan Attaki memberikan sebuah nasihat dan pesan dalam kanal YouTube resminya.
Jika seseorang lelah secara fisik, ia tentu sudah tahu obatnya yaitu dengan makan, beristirahat, terapi, hingga tidur. Namun, berbeda halnya jika yang lelah dan sakit adalah batin.
“Ternyata bukan dengan Entertain (hiburan). Cara ngobatin jiwa kita, cara ngobatin hati kita adalah dengan Dzikrullah, mengingat Allah,” ucap Ustadz yang banyak digandrungi anak muda itu dalam kanal YouTube resminya Hanan Attaki, dikutip oleh Koran Mandala pada Minggu, 13 Agustus 2023.
Menurut Ustadz Hanan Attaki, jiwa dan roh manusia itu berasal dari langit, berbeda dengan jasad atau fisik yang asalnya dari bumi.
Sehingga, jika jasad atau fisik sakit, maka obat-obatnya ada di bumi. Sedangkan, jika roh dan jiwa yang terluka, maka penawarnya ada di langit, yaitu Dzikrullah atau mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Lelah hati atau luka batin bukan hanya menimpa manusia biasa saja, akan tetapi Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam pun pernah merasakannya.
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam kerap kali mengalami perilaku yang tidak enak dari orang-orang Arab, khususnya suku Quraisy saat mendakwahkan Islam.
Berbagai penolakan, cacian, hinaan, bahkan ide untuk membunuh Nabi sempat dilayangkan karena mereka menolak ajaran Islam masuk di tengah-tengah kaum.
Terlebih dari pamannya sendiri, yaitu Abu Lahab. Pemuka Quraisy itu menolak dakwah Nabi dengan sombong, sehingga membuat kekasih Allah bersedih dan terluka perasaannya.
Namun, sesungguhnya yang lebih menyakiti bukanlah kalimat-kalimat buruk yang Rasulullah dengar, melainkan karena Rasul merasa kasihan terhadap mereka dan memikirkan bagaimana nasib orang-orang yang menolak Islam itu ketika di akhirat kelak. Masyaa Allah.
Kendati begitu, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam memiliki seorang istri yang sholehah yaitu Sayyidah Khadijah yang amat paham bagaimana keadaan suaminya, termasuk ketika Nabi merasakan lelah.
Sayyidah Khadijah mempersiapkan segala kebutuhan Nabi seperti makan hingga diselimuti saat beristirahat untuk menenangkan segala kepenatan suaminya.
Namun, Allah Subhanahu Wa Ta’ala lebih mengetahui, rupanya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam tak hanya lelah secara fisik, melainkan batinnya yang sedang tak baik-baik saja.
Nabi membutuhkan sesuatu yang dapat me-recovery lelah secara batin, jiwa, dan pikiran. Maka dari itu, Allah menurunkan Surat Al Muzzamil, ‘Qumillail‘ (bangunlah di malam hari), maksudnya untuk melaksanakan sholat.
Ternyata, perintah bangun di malam hari dan melaksanakan sholat malam (Tahajud) merupakan obat yang ampuh dari lelahnya jiwa.
Dari sepenggal kisah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam saat merasakan lelah hati, Ustadz Hanan Attaki menyampaikan sebuah pesan teruntuk kita yang juga sedang mengalami hal serupa.
Beliau berpesan untuk bangun di malam hari, sehingga Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menyembuhkan sakit hati kita seperti obat yang dapat menyembuhkan sakit fisik.
Maka, untuk me-recovery batin, jiwa, dan perasaan yang lelah adalah dengan cara Dzikrullah. Sementara Dzikrullah yang paling baik di antara sekian banyaknya yaitu Qiamullail atau sholat malam (Tahajud) karena malam hari lebih menenangkan dan membuat khusyu. (*)