KORANMANDALA.COM – Bab poligami tampaknya selalu menimbulkan pro dan kontra. Kendati poligami merupakan syariat dalam Islam, akan tetapi tak semua muslim sanggup untuk melakukannya.
Dalam sebuah ceramah, pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah, Buya Yahya, pernah ditanya oleh seorang jamaah wanita. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan seputar poligami.
Jamaah wanita tersebut bertanya, apakah benar poligami itu sudah pasti tidak akan pernah bisa adil? Maka dalam hal ini, Buya Yahya memberikan penjelasannya.
Melansir dari kanal YouTube Al Bahjah TV, Buya Yahya menjawab pertanyaan wanita tersebut dengan saksama. Menurut Buya, berbicara tentang poligami itu perlu kehati-hatian.
Jika seseorang merasa anti dengan poligami, maka hal tersebut telah melanggar syariat. Di sisi lain, jika seseorang laki-laki bermain-main dengan poligami, ini artinya juga melanggar syariat.
Oleh karenanya, poligami itu perlu ada tujuan, kata Buya. Yang jelas, bagi para kaum wanita, khususnya, jangan mengingkari poligami karena hal ini ada dalam Islam.
Baik laki-laki maupun perempuan, harus bijak menyikapi perkara poligami ini. Dalam poligami juga hukumnya wajib untuk berlaku adil.
Menurut Buya Yahya, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam terkait urusan pembagian mampu membagi rata secara dhohir. Akan tetapi, di antara sembilan istri, Nabi ada kecenderungan yang sangat.
Sehingga, adil secara dhohir maksudnya seperti pembagian rizki bahkan hingga urusan senyum. Namun, urusan hati tidak bisa.
“Urusan hati enggak bisa, urusan hati beda. Tapi, enggak boleh ditampakkan,” ucap Buya Yahya kepada jamaahnya.
Menurut Buya, seorang laki-laki yang berpoligami tidak akan bisa adil dalam urusan hati. Sebab, hal ini terkait dengan masalah kecintaan.
Bisa saja dia menikahi wanita yang satunya lagi karena akhlaknya atau karena kebutuhan lain yang membuatnya harus menikahi wanita tersebut.
“Jadi intinya kalau ada seorang laki-laki, wajib berbuat adil (secara dhohir). Kalau batin, belum tentu. Anda tidak bisa adil karena hati ada kecenderungan kepada yang satu daripada yang lainnya,” kata Buya di akhir sesi menjawab. (*)