KORANMANDALA.COM – Bagi seorang muslim, dunia merupakan tempat persinggahan sementara. Sebab, tempat yang kekal dan abadi hanya di akhirat kelak.
Namun, terkadang manusia masih terjebak oleh kemilaunya dunia. Banyak orang yang berlomba-lomba mendapatkan ini dan itu hanya untuk memuaskan hasratnya di dunia.
Padahal, kalaulah mereka ingat bahwa dunia itu tak ada apa-apanya dibandingkan akhirat, tentulah manusia tidak akan begitu berambisi dalam mengejar kesenangan dan kepuasan di dunia.
Dalam sebuah video ceramah yang diunggah di kanal YouTube resminya, Ustadz Adi Hidayat membagikan sebuah nasihat tentang kehidupan di dunia ini.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, dunia itu semu, hanya sementara, dan tidak pasti sifatnya. Jika ada seseorang yang membedakan status sosial dengan orang lain, itu hanya istilah-istilah yang disematkan manusia saja.
“Ini kaya, ini miskin, yang ini punya jabatan, yang ini biasa-biasa. Itu istilah manusia, toh pada akhirnya semua (orang) kembali ke tempat yang serupa,” ucap sang Ustadz yang dikutip oleh Koran Mandala dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Selasa, 22 Agustus 2023.
Ustadz Adi Hidayat juga mengatakan, mengistimewakan sesuatu yang akan hilang (urusan dunia) itu tidak ada kerjaan. Mengagungkan yang hancur dan bersifat fana rasanya biasa saja.
“Apa yang mau dibanggakan, sih?” tanya Ustadz Adi Hidayat, mencoba berinteraksi dengan para jamaahnya.
Satu hal yang menarik menurut Ustadz, kelak ketika meninggal semua gelarnya sama yaitu “Almarhum”. Kendati seseorang itu berbeda kasta di dunia, tetap saja akan bergelar Almarhum.
Maka, yang dipikirkan terkait perlombaan sejati seharusnya perlombaan untuk kehidupan yang abadi dan tidak fana.
Sehingga, ketika seseorang unggul dalam akhirat, ia akan unggul selamanya karena tidak ada kematian lagi setelah itu.
Risalah Islam membimbing pengikutnya untuk berfikir lebih cerdas dan visioner. Ustadz Adi Hidayat berpesan, maka menjadi muslim itu mesti cerdas.
“Jadi Muslimin itu mesti cerdas. Beriman itu membuat Anda lebih pintar,” ucapnya. (*)