KORANMANDALA.COM – Setiap manusia pasti pernah berbuat salah, baik itu disengaja maupun yang tak disengaja olehnya.
Manusia memikiki hawa nafsu yang dapat berpotensi membawanya pada kesesatan jika tidak dikendalikan.
Seperti halnya berbuat maksiat dan parahnya lagi hingga menyembah yang lain daripada-Nya.
Namun, Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Penghasih pada setiap hamba-Nya, dapat membolak-balikan hati kapanpun dikehendaki.
Seorang ahli maksiat pun, apabila hatinya telah mendapat getaran layaknya sinyal atas kesalahannya, maka tidak ada yang bisa memungkiri.
Dia sadar bahwa dirinya telah melakukan dosa, maka yang harus dilakukan hamba tersebut adalah kembali kepada-Nya.
Jika sinyal itu telah muncul, haruslah untuk segera dijemput dan tinggalkan dosa-dosa yang dilakukan.
Baca Juga: Nasihat UAH: Jangan Sia-siakan Hari Jumat Demi Mementingkan Dunia, Allah Bisa Wafatkan saat Itu Juga
Jangan hanya karena merasa berdosa, lantas keinginan untuk bertaubat diurungkan dan merasa tidak pantas.
Sebab, jika kita sudah tahu itu adalah hal yang salah tapi tetap terus melakukannya, inilah yang dinamakan tipu daya setan.
Mereka, para setan itu, terus menggoda manusia agar tetap mengikutinya dan membuat umat Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam merasa hina saat ada niatan untuk bertaubat.
Baca Juga: Reminder: Hanya Allah yang Bisa Memenuhi Kebutuhanmu, Simak Ini sebagai Renungan
Dalam Kitab Al Hikam karya Syaikh Ibn ‘Atha’illah As Sakandari cetakan ke-16, 2022, halaman 169 tertulis sebuah nasihat yang berbunyi:
“Apabila engkau terlanjur berbuat dosa, maka itu jangan membuat engkau putus asa dan menggapai istiqamah kepada Rabbmu, karena bisa jadi, itulah dosa terakhir yang ditakdirkan bagimu.”
Dalam hal ini, manakala seorang hamba melakukan perbuatan dosa, maka pada hakikatnya ia tengah menjauh dari dekapan kasih sayang-Nya.
Baca Juga: Refleksi Bukti Cinta, Ustadz Adi Hidayat Berikan Perumpamaan, Begini Katanya
Oleh karena itu, Syaikh Ibn A’thaillah berpesan kepada orang-orang yang telah melakukan dosa, jadikanlah perbuatan dosa itu sebagai momentum untuk mengakhiri kedurhakaan kepada Allah.
Lalu, memohonlah kepada-Nya agar kemaksiatan itu menjadi dosa terakhir yang pernah dilakukan dalam hidup.
Jangan pula berputus asa dari rahmat-Nya. Sebab, kasih sayang Allah meliputi segala sesuatu.
Baca Juga: Tidak Melakukan Amalan tapi Menuntut Balasan Kebaikan dari Allah, Muslim Perlu Ubah Kebiasaan Ini!
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Az Zumar: 53).
(del/del)