KORANMANDALA.COM – Seorang hamba diperintahkan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Allah Ta’ala dan menjauhi larangan-Nya.
Ketentuan tersebut turun ke dunia bukan tanpa alasan, melainkan memang untuk kepentingan manusia itu sendiri.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Maha Kaya dan Maha Agung yang tidak membutuhkan ibadah kita. Namun, Dia-lah yang lebih tahu, ketaatan yang dilakukan seorang hamba merupakan kebaikan untuk dirinya sendiri.
Semua yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah adalah demi kepentingan hamba-Nya.
Baca Juga: Mati-matian Mengejar Dunia, Kata UAH: Jangan Takut Rezeki, Takutlah Kalau Ditinggalkan yang Punya Rezeki
Dalam Kitab Al Hikam karya Syaikh Ibn ‘Atha’illah As Sakandari cetakan ke-16, 2022, halaman 227, ada sebuah pesan yang dapat kita renungkan.
Pesan tersebut bertuliskan:
“Ketaatanmu tidaklah berguna bagi-Nya dan kemaksiatan yang engkau lakukan pun juga tidak membahayakan-Nya. Dia menyuruh berbuat ini dan melarangmu berbuat itu adalah demi kepentingan dirimu sendiri.”
Baca Juga: Ada Getaran Hati untuk Bertaubat dari Maksiat? Lakukanlah, Jangan Berputus Asa karena Telah Berbuat Dosa
Dalam hal ini, semua yang Allah Ta’ala perintahkan kepada hamba, dan juga apa yang Dia larang tidaklah berdampak apa-apa bagi-Nya.
Namun, semua itu justru membawa dampak bagi pelakunya, karena kedudukannya adalah sebagai hamba.
Ibn ‘Atha’illah juga memberikan pesan pengingat lain, “Tidaklah bertambah kemuliaan Allag karena seseorang mendekat kepada-Nya, dan tidak berkurang kemuliaan-Nya karena seseorang menjauh dari-Nya.“