KORANMANDALA,COM – Seperti diketahui sebelumnya, penyakit Spina Bifida termasuk penyakit langka dan masih jarang terjadi.
Penyakit yang disebut Cacat Kantung Saraf ini, diketahui kerap menyerang bayi laki-laki di Asia, terutama Melayu termasuk Indonesia, China dan India.
Data prevalensi University Malaya Medical Centre (UMMC) mencatat, penyakit yang kerap menyerang pada bayi yang baru lahir ini di kisaran 0,5-10 atau lebih di 1000 kelahiran hidup di dunia.
Data tersebut merunut pada penelitian yang dilakukan pada tahun 2017, dikutip dari laman National Library of Medicine.
Baca Juga: Jangan Anggap Enteng Penyakit pada Bayi Baru Lahir yang Satu Ini, Kenali Spina Bifida
Lantas, Bagaimana cara mendiagnosa atau mengetahui jika bayi tersebut mengidap penyakit Spina Bifida?
Dikutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention, Spina Bifida dapat didiagnosa selama masa kehamilan, atau setelah bayi lahir.
Namun untuk jenis Spina Bifida Occulta, besar kemungkinan tidak bisa terdiagnosa pada masa kehamilan.
Baca Juga: Pasien Keracunan Massal Sate Jebred, Dominan Bergejala Diare Ini Hasil Pemeriksaan Dinas Kesehatan Garut
Untuk mengetahui kondisi ini di masa kehamilan, dapat dilakukan dengan cara tes skrining atau tes Prenatal.
Jika dalam tes tersebut ditemukan tingkat AFP (Alpha Fetoprotein) yang tinggi, maka kemungkinan besar bayi tersebut mengidap Spina Bifida.
Bisa juga dengan cara Amniosentesis, yakni dengan cara mengambil sampel cairan ketuban, jika tingkat AFP tinggi, maka kemungkinan bayi tersebut menderita Spina Bifida.