KORANMANDALA.COM – Paparan cuaca ekstrem akibat perubahan iklim dapat berdampak pada anak-anak. Seperti mengalami gejala hipotermia atau penurunan suhu tubuh secara drastis.
Namun dengan metode sederhana berupa aktivitas kontak antar kulit atau dikenal dengan sebutan efek kanguru dipercaya efektif guna mengatasinya.
“Seperti halnya anak kanguru yang menempel pada tubuh sang induk, metode ini bisa meningkatkan suhu tubuh dan menurunkan risiko hipotermia sehingga anak-anak terhindar dari kematian,” ungkap Ketua Satuan Tugas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kurniawan Taufiq Kadafi dalam sesi diskusi virtual di Jakarta pada Mei ini.
Dia menjelaskan suhu bumi dan kejadian cuaca ekstrem menjadi permasalahan yang mengakibatkan kesehatan anak-anak rentan terhadap dampak langsung perubahan iklim.
Suhu bumi yang ekstrem tersebut mencakup suhu panas dan dingin. Sedangkan kejadian cuaca ekstrem meliputi kekeringan, kebakaran hutan, badai dan banjir, serta presipitasi atau proses jatuhnya segala materi yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi dalam bentuk hujan.
“Anak-anak menghirup lebih banyak udara dan bahan berbahaya yang terkandung di dalamnya. Ini sangat berbahaya kalau terjadi kebakaran hutan. Mereka juga banyak bermain di luar rumah sehingga bila terjadi cuaca ekstrem maka risikonya mudah dehidrasi atau bisa kematian kalau terlalu panas atau dingin,” imbuhnya.
Anak-anak tidak cukup cakap untuk menghindari kondisi kegawatdaruratan akibat cuaca ekstrem baik dari aspek anatomi, tumbuh kembang, fisiologis, dan psikologis. Misalnya saat banjir bandang maka anak-anak lebih sulit menyelamatkan diri ketimbang orang dewasa.
Selain itu memiliki risiko dehidrasi besar sehingga ketika ada banjir dan wabah diare sehingga rentan menjadi korban dan mesti dilarikan ke rumah sakit. Sementara dari sisi psikologis terdapat ancaman bagi anak-anak terkait aktivitas perubahan iklim.
“Secara psikologis terkadang anak-anak ingin tahu terhadap hal yang menantang. Ketika hujan lebat mereka akan banyak bermain di situ sehingga bisa terseret oleh arus air hujan yang sangat ekstrem,” tegasnya. ***