KORANMANDALA.COM – Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang terlibat dalam kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) memiliki risiko untuk menormalisasi kekerasan sebagai sesuatu yang biasa.
Kondisi tersebut dapat membuat anak menganggap bahwa hubungan antara pria dan wanita yang penuh dengan kekerasan adalah sesuatu yang normal.
Anak cenderung memandang hubungan orang tuanya sebagai contoh atau model untuk membangun hubungan dengan orang lain di masa depan.
Dengan melihat interaksi orang tua, anak membentuk pandangan tentang bagaimana seharusnya interaksi antara pria dan wanita.
Dengan kata lain, anak dapat menginternalisasi bahwa cara pria dan wanita berinteraksi adalah sesuai dengan kekerasan yang mereka saksikan dalam keluarga mereka.
Selain itu, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) akan berdampak serius terhadap perkembangan dan kesejahteraan anak.
Beberapa pengaruh yang mungkin terjadi pada anak yang tumbuh dalam lingkungan KDRT antara lain:
Dampak Emosional
Trauma Psikologis: Anak yang mengalami KDRT dapat mengalami trauma psikologis yang berdampak pada kesehatan mental mereka.