KORANMANDALA.COM – Benteng Van Der Wijck Gombong, Kebumen punya kisah yang lumayan panjang.
Pemerintah kolonial Belanda mendirikan Benteng Van Der Wijck setelah berakhirnya Perang Diponegoro pada sekitar tahun 1830.
Menurut data yang ditemukan di laman Kemendikbud, pembangunan benteng ini selesai pada tahun 1833. Awalnya, benteng tersebut tidak didirikan untuk tujuan pertahanan.
Benteng ini awalnya dirancang sebagai tempat penyimpanan logistik bagi tentara Belanda setelah Perang Diponegoro yang berlangsung sekitar tahun 1830. Namun, pada tahun 1856, peran benteng berubah drastis.
Fungsinya dialihkan menjadi Pupillen School, sebuah sekolah khusus untuk mendidik calon militer, terutama anak-anak keturunan Eropa yang lahir di Hindia Belanda.
Benteng awalnya dinamai Fort Cochius atau Benteng Cochius, diambil dari nama seorang jenderal Belanda, Frans David Cochius.
Jenderal Cochius terlibat dalam peperangan dengan Pangeran Diponegoro dan memimpin pasukan Belanda di wilayah Bagelen, yang pada saat itu termasuk dalam Karesidenan Kedu.
Cochius, yang awalnya bergabung dengan tentara Belanda pada Agustus 1814 sebagai letnan satu, kemudian naik pangkat menjadi kapten dalam Tentara Hindia Belanda dan terus menanjak karirnya hingga menjadi komandan.
Dia terlibat dalam beberapa serangan ke wilayah Jogjakarta selama Perang Jawa melawan Pangeran Diponegoro, bahkan mengejar Pangeran Diponegoro hingga ke Dekso.
Seiring berjalannya waktu, nama benteng tersebut diubah menjadi Benteng Van Der Wijck. Nama ini diambil dari seorang perwira militer Belanda bernama Van Der Wijck, yang terkenal karena berhasil mengalahkan perlawanan masyarakat Aceh.- ***