KORANMANDALA.COM – Suku Baduy tak hanya dikenal di masyarakat Indonesia, keunikan suku yang satu ini juga memikat warga asing. Tak heran kalau kemudian banyak wisatawan baik lokal maupun turis bule yang berdatangan ingin melihat dari dekat kehidupan suku Baduy.
Siapa yang tak kenal suku Baduy? Suku Baduy merupakan salah satu etnis di Indonesia yang telaten menjaga warisan para leluhurnya dan cenderung menutup diri dari budaya luar.
Suku Baduy berdomisili di pedalaman Banten, terutama di kampung bernama Kanekes, Kecamatan Leuwi Damar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Suku ini menganut ajaran Sanghyang atau Sunda Wiwitan, yang terkenal dengan penerapan aturan adat yang ketat dan menjauhi larangan-larangan yang ada.
Dari tayangan Youtube Ayi Astaman, tertangkap sesuatu yang unik dari adat istiadat yang berlaku di kampung suku Baduy, salah satunya Pernikahan.
Pernikahan dalam suku Baduy memiliki keunikan. Mereka meyakini bahwa pernikahan dilakukan sekali seumur hidup dan tidak mengenal konsep perceraian. Jika perceraian terjadi, keduanya akan diusir dari suku Baduy.
Dalam masyarakat Baduy, tidak ada kamus poligami atau berisitri dua, apalagi lebih dari dua.
Proses pernikahan dimulai dengan kesepakatan kedua belah pihak yang ingin menikah. Dalam acara ini, terdapat lantunan alat musik kecapi yang dibawa oleh pihak laki-laki. Setelah kesepakatan tercapai, proses lamaran dimulai.
Ada tiga tahap lamaran yang harus dilakukan oleh calon mempelai laki-laki. Pertama, calon mempelai bersama keluarganya melapor kepada Pu’un atau kepala adat, membawa daun sirih, pinang, dan gambir.
Kemudian, mereka membawa sirih, pinang, dan gambir ke rumah calon mempelai wanita, dilengkapi dengan cincin baja putih sebagai mas kawin, serta membawa alat rumah tangga dan pakaian untuk calon mempelai wanita.