Di depan rumah, terdapat dua patung kembar patung Gupolo sebagai lambang penolak kejahatan.
“Patung kembar ini melambangkan untuk menolak kejahatan, jadi kalau ada hal jahat yang mau masuk, itu akan menolaknya,” ungkapnya.
Bagian depan rumah disebut Pendopo Agung, yang sering difungsikan sebagai tempat menerima tamu dan pagelaran seni.
Sedangkan di Anjungan DIY, Pendopo Agung merupakan bangunan tanpa dinding yang disokong oleh empat Soko Guru (tiang pokok), dengan tiang-tiang pembantu di sekitarnya.
Semua tiang tersebut terbuat dari kayu dengan corak ukiran dari agama Hindu, Buddha dan Islam.
Masuk lebih dalam melalui pendopo, pengunjung akan menjumpai ruang yang diberi nama Lungkangan. Ruangan ini kerap dijadikan tempat latihan menari sebelum dipentaskan di Pendopo Agung.
Sementara di belakang Lungkangan, ada sebuah ruang Pringgitan. Penamaan ruangan ini berasal dari kata “ringgit” artinya wayang kulit, sebab di tempat inilah pertunjukan wayang kulit biasa digelar.
Namun, kini ruang Pringgitan berubah fungsi karena digunakan sebagai tempat menyimpan gamelan jawa.
Jika ingin mengetahui lebih dekat keberadaan anjungan Daerah Istimewa Yogyajarta, datang saja ke TMII.- *** wawan jr