KORANMANDALA.COM – Berawal dari langgar kecil di pojok kampung. Masjid Jogokariyan di Yogyakarta kini semakin mendunia.
Pengunjung atau wisatawan domestik maupun mancanegara saat berada di Yogyakarta, dipastikan singgah ke masjid yang berlokasi di Jl. Jogokariyan no. 36 Mantrijeron kota Yogyakarta ini.
Masjid ini, selain memiliki fungsi utama sebagai tempat ibadah umat islam, juga memiliki keistimewaan yang bisa ditelisik.
Masjid Jogokariyan memiliki sejarah panjang karena diluar dugaan menjadi populer diantara masjid-masjid yang tersebar di seluruh prlokdmsok negeri.
Menurut riwayatnya, masjid ini di bangun tahun 1966 dan mulai di gunakan tahun 1967. Nama masjid di ambil dari nama kampung dimana masjid itu didirikan.
Mengikuti kebiasaan nabi Muhammad saw yakni memberi nama masjid sesuai dengan dimana masjid itu berada.
“Rasulullah berdakwah di Quba, namanya Masjid Quba, beliau berdakwah di Bani Salamah, masjidnya juga namanya Bani Salamah sesuai nama tempatnya,” terang seorang pengurus Masjid Jogokariyan, Enggar Haryo Panggalih saat ditemui baru-baru ini.
Lebih lanjut Enggar Haryo memaparkan, ada beberapa gagasan menarik dan fasilitas berbeda dibanding Masjid lain.
Jarak dari kampus universitas gajah mada (UGM) sekitar 7 KM. Dalam perkembangan dari masa kemasa ternyata jamaah masjid jogokariyan semakin makmur dan selalu dipenuhi para jamaah.
Para pengurus pun mencari cara agar infrastruktur masjid mampu memenuhi antusiasme penduduk yang ingin datang ke masjid.
Atas kesepakatan, di sebelah selatan masjid di bangun sebuah aula berukuran 19 × 6 m2 dengan design ditengah bangunan aula terdapat halaman kecil.
Namun semakin lama Masjid tetap tidak mencukupi luapan jamaah. Menyusul kemudian dibangun serambi selatan dengan atap seng Dan serambi utara dengan atap aluminium krei.
Sementara itu, Masjid Jogokariyan ternyata tidak memiliki halaman. Bahkan untuk meletakkan alas kaki jamaah pun tidak ada halaman.
Masjid Jogokariyan memiliki visi yaitu “Terwujudnya masyarakat sejahtera lahir batin yang diridhoi Allah melalui kegiatan kemasyarakatan dipusatkan di masjid”.
Adapun misi masjid jogokariyan menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat, memakmurkan kegiatan ubudiyah di masjid, dan menjadikan masjid sebagai tempat rekreasi rohani jamaah.
Selain itu, menjadikan masjid tempat merujuk berbagai persoalan dan menjadikan masjid sebagai pesantren juga sebagai kampus bagi masyarakat, pungkas dia. (Wawan JR)***