KORANMANDALA,COM – Guci keramik merupakan barang hasil olahan tanah liat yang melalui proses pembentukan lalu dibakar sebagai tahap terakhir. Pada awalnya guci keramik berfungsi sebagai alat fungsional, digunakan sebagai wadah seperti tempat menampung air.
Guci itu terbuat dari bahan utama yang digunakan dalam membuat guci keramik adalah tanah liat dan pasir halus.
Bentuk guci bermacam-macam, hampir sama dengan bentuk buli-buli tetapi kebanyakan bentuk, tinggi dengan mulut agak lebar.
Guci kecil ukurannya antara 15 s/d 35 cm dan yang besar ukurannya antara 35 s/d 70 cm, terang Joetedi salah seorang pengrajin keramik jebolan ITB saat ditemui baru-baru ini.
Harga Guci bervariasi dari mulai yang termurah Rp 225 ribu, Rp 300 ribu, Rp 650 ribu, Rp 1 juta, Rp 2 juta Rp 5 juta sampai belasan juta rupiah. Harga tergantung motiv maupun ukuran Guci.
Khusus Guci bekas pun ada dengan harga jual relatif lebih murah.
Menurut Joetedi, Guci adalah contoh seni rupa 3 dimensi yang terbuat dari tanah liat yang melalui proses pembakaran hingga menjadi benda padat.
Karamik merupakan tehnik seni rupa tiga dimensi. Beberapa Tehnik cara membuat seni rupa tiga dimensi ini antara lain teknik aplikasi, mozaik, menganyam dan menjahit.
Contoh karya tiga dimensinya antara lain patung, boneka, vas bunga, lemari, kap lampu
rumah, guci hias duduk, cuci dispenser, kursi, dan gedung.
Beberapa sentra pengrajin guci ini antara lain di Plered Purwakarta.
Hasil karya produksi Guci keramik dari Plered Purwakarta ini sudah “Go Internasional”. Bahkan sudah eksport ke Eropa dan mancanegara di Asia.
Sentra pengrajin Guci lainnya terdapat di Dinoyo Malang Jawa Timur.
Sedangkan toko-toko Guci tersebar di berbagai kota, diantaranya di Jakarta, Kiaracondong Bandung, Surade Sukabumi, Kelompok Cikuda, Bogor, Tasikmalaya, Cirebon dan beberapa kota di luar Pulau Jawa. (wawan jr)***
Kios Guci Keramik dijajakan PKL di Pasar Ular Jakarta.
(Foto : Wawan Jr-koranmandala